Senin, 20 Maret 2017

CERITA SEX DIAJARIN BOS GNIT

Mendung dan dingin menyusup di dalam kamarku Aku bangun dan ingin menuju kamar mandi, Ternyata masih merasakan getaran tangan majikannku yg membekas di bahuku sangat enak dipijit sama majikanku dan baru sekali itu seumur hidupku badanku dijamah oleh lelaki.
Cerita Dewasa 2017 - Belajar ML Dengan MajikankuCerita Dewasa 2017 – Belajar ML Dengan Majikanku | Sebelum kecerita perkenalkan namaku Bonita umurku saat ii 19 tahun. Aku anak terakhir dari 4 saudara, semuanya adalah perempuan, kakakku yg 3 dan 4 mereka juga sama menjadi pembantu rumah tangga , sudah 1 tahun ini Aku bekerja di rumah majikanku yg masih muda baru mempunyai anak 1 berumur 3 tahun.
Majikan perempuanku yg kupanggil ibu Hani adalah seorang karyawati, sedang majikan laki-lakiku seorang PNS sebuah instansi pemerintah. Kehidupan di dalam rumah tangga majikanku dapat dikatakan harmonis, itu yg membuatku kerasan tinggal bersama mereka. Ibu majikan seorang perempuan yg baik, begitu pula dengan suaminya.
Cerita Dewasa 2017 – Belajar ML Dengan Majikanku | Saat Sabtu dimana ibu bekerja, sedang bapak setiap Sabtu dan Minggu libur. Di rumah tinggal bapak, Aku dan anaknya. Aku merasa tidak enak badan sejak hujan-hujanan kemarin waktu Aku pergi ke pasar. padahal malam harinya Aku sudah minum obat, namun hingga pagi hari ini Aku merasa sakit disekujur badan. Walau begitu tetap kupaksakan diri untuk bekerja, karena sudah kewajibanku sehari-hari dalam keluarga ini. Setelah anaknya tidur, kurebahkan diriku di kamar.
Cerita Dewasa 2017 – Belajar ML Dengan Majikanku | Cuaca mendung bulan November, setengah terpejam sayup-sayup kudengar bapak memanggilku, namun karena badan ini terasa berat, Aku tak sanggup untuk bangkit, sampai bapak datang ke kamarku. Bapak terkejut melihat kondisiku, dihampirinya Aku dan duduk ditepi ranjang. Aku berusaha untuk bangkit walau kepala ini seperti dibebani ribuan batu, tiba-tiba tangan bapak menyentuh dahiku kemudian merengkuh bahuku untuk memintaku tiduran kembali.
Majikanku bilang kalau badanku demam, kemudian dia memijit keningku, mataku terpejam menikmati pijitan itu, terasa sakit di kepala dan lemas sekujur badanku. Setelah beberapa saat bapak menyuruhku untuk telungkup, akupun menurutinya. Kuraskana kain bajuku disingkap ke atas oleh bapak, kemudian tali pengait breast houlderqu dicopotnya. Aku terkejut, namun karena lemas Aku pasrah saja, kurasakan pijitan bapak dipunggungku.
Disinlah awal keanehan itu terjadi. Walaupun kondisi demam, namun perasaan itu tetap saja kurasakan, begitu hangat, begitu damai, begitu takut dan tapi akhirnya begitu nikmat, mata kupejamkan sambil menikmati pijatan bapak. Umur bapak sudah 30an dan kuakui kalau bapak mempunyai wajah yg awet muda. Disaat Aku merasakan pijitan bapak, tiba-tiba kurasakan resluiting celana pendekku di belakang diturunkan oleh bapak.
Aku ingin berontak dan membalikkan badan, namun ditolak oleh bapak dengan mengatakan bahwa bagian bawahpun harus dipijat, akhirnya Aku menyerah walau disertai rasa malu saat bapak melihat bokongku. Jujur, yang ada di dalam benakku tidak ada prasangka lain selain Aku dipijit bapak. Setelah agak lama, bapak menyudahi pijitannya dan Aku diberi lagi obat demam yg segera kuminum, bapak kemudian meninggalkan kamarku.
Sebelum tidur kuputuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti yg telah Aku ceritakan di atas, bahwa celana dalamku basah, dan ternyata bukan pipis. Aku raba dan rasakan ternyata berlendir dan agak lengket, Aku tidak tahu hubungan basah ini dengan pijatan bapak tadi. Aku tak mampu berpikir jauh, setelah dari kamar mandi, kuputuskan untuk tidur di kamar.
Sore hari gerimis turun, ketika Aku tidur, siang tadi ibu majikan dan anaknya pergi kerumah famili serta menginap di sana karena ada hajatan, sementara bapak tinggal di rumah sebab besok Minggu ada acara di kompleks. Setelah sesiang tadi Aku tidur, kurasakan badanku agak mendingan, mungkin karena pengaruh obat turun demam yg Aku minum tadi, sehingga Aku berani untuk mandi walau dengan air hangat. Selesai mandi terdengar suara bapak dari ruang TV memanggilku, Aku bergegas kesana.
Majikanku menanyakan keadaanku yg kujawab sudah baikan. kemudian bapak menyuruhku membuatkan teh hangat untuknya. Teh kubuat dan kuhidangkan di meja depan bapak, kemudian bapak menyuruhku duduk di bawah depan tempat duduk bapak, kuturuti perintahnya. Ternyata bapak sedang Menikmati TV, kemudian bapak memegang pundakku serta memijit perlahan-lahan dan bertanya apakah pijitannya enak, kujawab enak sekali sembari tersenyum.
Sambil tetap memijat bahuku kami berdua membisu sambil menonton TV. Lama-kelamaan perasaan aneh itu menjalar lagi, Aku merasakan sesuatu yg lain, yg ku tak mengerti perasaan apa ini, kurasakan sekujur rambut badanku meremang. Tiba-tiba kurasakan hembusan nafas di samping leherku, Aku melirik, ternyata wajah bapak telah sampai di leherku, Aku merasakan getaran-getaran aneh yg menjalar kesemua badanku, Aku tidak berontak, Aku takut, namun getaran-getaran aneh itu kurasakan begitu nikmat hingga tanpa kusadari kumiringkan kepalaku seakan memberi keleluasaan bapak untuk mencumbunyanya.
Aku memejamkan mata dan menikmati setiap usapan bibir serta lidah bapak di leherku. Getaran itu kini menjalar dari leher terus turun ke bawah, yg kurasakan badanku melayang entah kemana, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yg kutahu Aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah Aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Tangan bapak masih memijat bahuku sementara dia masih mencumbui leherku, tak lama kemudian kurasakan tangan itu meraih kancing baju depanku dan membukanya satu persatu dari atas ke bawah.
Setelah semua kancing bajuku terlepas, kembali tangan bapak memijat bahuku, semua itu Aku rasakan dengan nikmat, perlahan tapi pasti kedua tangan bapak menyentuh ke dua payudaraku, Aku kaget. Kedua tanganku lalu memegang tangan bapak, bapak membisikkan supaya Aku Menikmati saja pijitannya, tanganku akhirnya terlepas dari tangan bapak. Lagi-lagi kurasakan sesuatu getaran aneh,hanya getaran ini lebih dahsyat dari yg pertama, payudaraku diremas, walau masih memakai bh.
Kemudian tangan bapak kembali kebahuku, ternyata diturunkannya tali bhku, perlahan-lahan diturunkan sebatas lengan, sementara ciuman bapak masih di leher, kadang leher kiri, kadang leher kanan. Aku melayang begitu hebat, dimana kedua tangan bapak meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di pentilku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, Aku sempat membuka mata, namun hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan.
Sengatan kenikmatan yg baru ini kualami, dipilin-pilinnya kedua pentilku, tak sadar aku mendesah pelan. Secara tidak kusengaja, tangan kiriku meraba celana dalamku sendiri, kurasakan gatal disekitar kemaluanku, ternyata kemaluanku basah, Aku tersentak dan memberontak. Bapak kaget, kemudian menanyakan ada apa, Aku tertunduk malu. Setelah didesak Aku menjawab malu, kalau Aku ngompol. Bapak tersenyum dan berkata bahwa itu bukan ompol, lalu bapak berdiri dan membimbingku duduk di sofa.
Majikanku bertanya mengapa malu, yg kujawab bahwa ini pengalamanku yg pertama, kemudian bapak mengatakan ingin memberi pengalaman selanjutnya dengan catatan supaya Aku tidak menceritakan pengalaman ini pada siapa saja. Aku hanya mengangguk dan menunduk, tak berani kutatap mata bapak karena malu. Di luar hari sudah berganti malam, gerimis pun berubah menjadi hujan, namun aneh, hawa di ruang TV berubah menjadi hangat, apakah ini hanya perasaanku saja?
Sementara Aku duduk di sofa, bapak malah jongkok dihadapanku. Aku segan dan menundukkan kepalaku. Tiba-tiba bapak maju menuju payudaraku dan menciuminya, seperti bayi menetek ibunya. Aku berkata malu, namun di jawab bapak untuk Menikmati saja. Sengatan itu kembali menyerangku ketika ciuman bapak berubah menjadi jilatan dan kuluman di pentilku, Aku kembali terpejam dan mengerang, tak kusadari tanganku berada di kepala bapak, mengelus dan sedikit meremas rambut bapak.
Aku tidak kuat menyangga badanku, perlahan dan pasti badanku terjatuh di sofa, bapak membetulkan posisiku sehingga tiduran disofa. Kemudian jilatan bapak berlanjut diperutku, sementara tangan kiri bapak di payudaraku, tangan kanan meraba dari betis naik ke paha serta menyingkap rok yg kukenakan. Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan Menikmati setiap jilatan dan elusan bapak.
Aku terkejut pada saat jilatan bapak sampai ke celana dalamku, Aku mengatakan bahwa itu kotor dan pesing, namun dengan sabarnya bapak menenangkanku untuk tetap saja Menikmatinya. Aku hanya terdiam dan pasrah, di antara takut dan malu serta rasa nikmat yg tak kuduga sebelumnya. Perlahan bapak membuka rok serta mencopot celana dalamku dan menciumi rambut kemaluanku.
Rasa geli berkecamuk di dalam dadaku, kurapatkan kedua pahaku menahan geli, namun keanehan terjadi lagi, lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkan bapak untuk mencumbu lebih dalam. Tiba pada bagian tengah atas kemaluanku, kurasakan ujung lidah bapak menyengat yg lebih dahsyat lagi, tanpa kusadari kunaikkan bokongku ke atas ke bawah, Aku meracau tidak karuan, sukar kulukiskan dengan kata-kata perasaan ini.
Kurasakan dunia gelap dan berputar, sayup-sayup kudengar suara kecipakan di sekitar selangkanganku, hingga ada suatu desakan dari dalam kemaluanku, desakan itu tak dapat kutahan, sesuatu yg akan meledak keluar, seperti bila ingin pipis, namun ini lebih dari itu.
Tanganku tak dapat kukendalikan, kuremas rambut bapak sambil menekan kepalanya pada kemaluanku. Aku melonjak, mengejang. menahan, meracau, tiba-tiba sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah… bahkan banjir… kurasakan Aku ngompol… Setelah itu badanku lemas, keringat membanjiri badanku, tulang-tulangku terasa lepas dari tempatnya… perasaan apa ini? antara nikmat… kebelet pipis… dan lemas
Kulihat bapak tersenyum dan mengelus rambutku, bapak menanyakan apa yg Aku rasakan. Kubalas dengan tatapan yg bertanya-tanya, namun Aku tidak dapat berkata-kata, diantara nafasku yg masih memburu, Aku hanya tersenyum dan memandangnya sayu. Bapak berlutut di sampingku, melepas sarungnya, meraih tanganku dan membimbingnya untuk memegang tengah celana dalamnya, kuturuti, kuraba dari luar celana dalam bapak, ini pun pengalaman pertamaku memegang kelamin laki-laki.
Kurasakan sesuatu menonjol keras ke atas di tengahnya, bapak Menikmati elusanku dan kuliirik mata bapak setengah terpejam. Tak lama, dia menurunkan celana dalamnya, sesaat kuterpekik melihat benda yg baru kali ini kulihat. Kemudian Bapak mengajariku untuk mengurut benda itu dari atas ke bawah, Aku geli memegang benda itu, empuk tapi keras… keras tapi lentur… Bapak membangkitkanku dari rebahan, kemudian menyuruhku untuk menjilat benda itu, karena tadi bapak sudah menjiltati kemaluanku, apa salahnya kalau sekarang Aku menjilati kelaminnya, pikirku.
Pertama memang kujilati benda itu, lama-kelamaan kumasukkan benda itu ke dalam mulutku, Aku ingat masa kecilku ketika menjilati es krim. Benda itu berdenyut-denyut di dalam rongga mulutku, Aku merasa aneh namun senang, seperti anak keci mendapat makanan kesukaannya.
Tiba-tiba bapak mengerang sambil menarik kepalaku, benda itu berkeduk hebat, Aku heran ada apa ini, namun benda itu tak dapat kulepaskan, karena kepalaku ditahan tangan bapak, kemudian kurasakan suatu cairan hangat terasa di mulutku yg akhirnya daripada tersedak, cairan itu kutelan habis, terasa amis… gurih… sedikit asin.
Kulihat bapak mendengus, seperti habis lari jauh, nafasnya tersengal-sengal. Dia tersenyum dan memelukku, Aku merasa damai dalam pelukannya. Bapak mengajakku ke kamar mandi, sebelum kami masuk, bapak melucuti sisa pakaianku dan juga pakaiannya. Aku merasa heran, Aku menurut tanpa ada perlawanan, mungkin karena nikmat yg baru saja pertama kali Aku dapat.
Di dalam kamar mandi, bapak memandikanku, bapak menyirami rambut-rambut yg tumbuh di ketiak dan selangkanganku dan berpesan agar Aku tetap memelihara dan melarang mencukurnya. Pada saat
bapak menyabuniku, getaran-getaran aneh menyerangku lagi. Geli bercampur nikmat menyelimuti seluruh badanku, sehingga tak terasa Aku mulai mendesah lagi, bapak bilang bila Aku tidak tahan keluarkan saja erangan itu, tapi Aku malu.
Setelah Aku selesai disabuni, bapak menyuruhku menyabuninya, dengan rasa malu kusabuni punggung sampai kakinya, pada giliran badan bagian depan, kulihat kelamin bapak yg tadinya lemas tampak kokoh berdiri.
Bapak mengatakan enak disabuni olehku, dia meraih wajahku dan mencium mulutku, Aku merasakan getaran semakin hebat ketika lidah bapak bermain di dalam rongga mulutku, Aku hanya terdiam dan Menikmati permainan lidah bapak, perlahan kuimbangi permainan lidah bapak dengan lidahku sendiri, kami saling berpagutan.Cerita Sex
Majikanku membimbing tanganku untuk menyentuh kelaminnya yg masih terbalut sabun, Aku merasakan licin serta mengocoknya. Payudaraku pun menyentuh dada bapak yg licin oleh sabun, terasa mengeras di kedua pentilku, kami berpelukan… berciuman dan saling bergesekan… aktivitas ini menimbulkan gelinjang kenikmatan yg tiada tara bagiku.
Setelah badan kami berdua tersiram air dan bersih dari sabun, bapak menyuruhku untuk menghadap wastafel setengah menunduk sembari kakiku direnggangkannya, bapak jongkok membelakangiku dan mulai menjilati bokongku, Aku menengok ke belakang dan bapak hanya tersenyum. Pada saat lidah bapak menyentuh dan mempermainkan duburku, Aku tersentak dan sedikit mengangkat kakiku, kurasakan kegelian bercampur dengan kenikmatan, Aku mendesah, kemaluanku basah dan lengket, sehingga tangan kiriku tak sadar meraba daging bulat kecil yg mengeras di tengah kemaluanku sembari mengosok-gosok dan menekannya, secara naluri bagian itu yg kurasakan dapat memberi kenikmatan yg tiada terkira.
Tak lama berselang Aku berasa ingin pipis lagi. Tangan kananku mencengkeram erat bibir wastafel, mengerang hebat, tangan kiriku kutekan kuat pada benjolan kenikmatanku, Aku meledak lagi, nafasku memburu tidak karuan, sesaat Aku merasa lemas dan seakan hilang pijakan tempatku berdiri. Bapak menangkapku kemudian membopongku menuju kamarku.
Direbahkannya diriku di tempat tidur, bapak duduk di tepi tempat tidurku sembari mengelus rambutku, tersenyum dan mengecup keningku, hatiku tentram, nafasku mulai teratur kembali. Setelah semuanya kembali normal bapak merebahkan dirinya di sisiku, tanpa bicara, bapak meraba payudaraku, serta menjilatinya. Getaran-getaran itu datang kembali menyerangku, Aku menggelinjang serta mengeluarkan suara- suara desahan, kuremas kepala bapak sembaru kutekan ke arah dalam payudaraku. Bapak naik ke atas badanku, menyodorkan kelaminnya untuk kujilat lagi, kuraih dan kukulum kelamin bapak seperti layaknya menjilati es krim, bapak memaju-mundurkan bokongnya sehingga kelamin bapak keluar masuk dalam mulutku.
Aku Menikmati keluar masuknya kelamin bapak di dalam mulutku. setelah beberapa saat, bapak
melepaskan kelaminnya dari mulutku. Bapak menggeser badannya, kedua pahaku di kesampingkannya, perlahan-lahan kelamin bapak didekatkan pada kemaluanku sambil berkata bila terasa sakit Aku harus bilang.
Pertama menyentuh kulit luar kemaluanku, Aku agak tersentak kaget, mulailah rasa sakit itu timbul setelah kelamin bapak mulai sedikit demi sedikit memasuki kemaluanku. Aku menjerit kesakitan yg kemudian diikuti dengan dicabutnya kelamin bapak, bapak mencium bibirku sembari membisikkan kata supaya Aku menahan rasa sakit tersebut sembari mempermainkan lidahnya di dalam mulutku.
Kemudian bapak mulai menusuk lagi, walau kemaluanku sudah basah total. tapi rasa sakit itu tak terkira, Aku tak sanggup mengaduh karena mulutku tersumbat mulut bapak. Tak terasa air mataku meleleh menahan sakit yg tak terkira, kedua tanganku mencengkeram erat pinggang bapak.
Akhirnya kelamin bapak berhasil menembus lubangku… diusapnya air mataku, kelamin bapak masih tetap tertancap dalam lubangku. Bapak berhenti menggoyang, setelah dilihatnya Aku agak tenang, mulailah bapak memaju-mundur kelaminnya lagi secara perlahan, Aku sempat heran, rasa sakit itu berangsur hilang digantikan dengan nikmat yang dahsyat.
Aku merasakan kemaluanku berkedut-kedut dengan sesuatu benda asing di dalamnya, sementara itu air lendirku juga sudah membasahi liang kemaluanku, sehingga rasa sakit itu hilang tergantikan oleh kenikmatan yg sukar dikatakan. Tidak begitu lama kemudian Aku merasa ingin pipis kembali, Aku peluk bapak, Aku naikkan bokongku seolah ingin menelan semua kelamin bapak. Aku kejang, Aku melenguh panjang, Aku menggigit bahu bapak, sesuatu yg nikmat Aku rasakan lagi, dunia berputar-putar, semua terlihat berputar, sangat kejadian ini nikmat sekali.
Aku terhempas lemas setelah Aku mengalami apa yg baru Aku alami, rasa sakit sudah hilang. Bapak menghentikan aktifitas seakan memberi kesempatan diriku untuk Menikmati puncak kenikmatan yg baru saja kualami. Setelah beberapa saat, dengan kelamin yg masih mengacung ke atas, bapak mencabut kelaminnya dan menyerahkannya kedalam mulutku lagi, Aku kulum kelamin bapak, tak lama kemudian bapak melenguh… dan cairan itu kembali mendera mulutku, karena pengalaman tadi, semua cairan itu Aku telan tanpa tersisa sedikitpun.
Bapak merebahkan badanya disampingku, dan mengucapkan terima kasih, dia mengatakan bahwa kegadisanku telah hilang. Aku tercenung kulihat ke bawah, sprei tempat tidurku ternoda merah darah perawanku.
Namun Aku tidak menyesal, karena hilang oleh orang yg Aku kagumi sekaligus Aku sayangi, Aku tidur di dalam pelukan bapak, kami kelelahan setelah mengarungi perjalanan puncak kenikmatan bersama, dalam tidurku, Aku tersenyum bahagia, kulirik bapak, dia terpejam sembari tersenyum juga.
Seperti kebiasaanku sehari-hari dalam rumah tangga majikanku ini, Aku bangun pada pukul 5, kulihat bapak masih tertidur lelap, kami masih dalam keadaan bugil, karena semalam tidak sempat berpakaian karena kelelahan. Aku turun dari tempat tidur, selangkanganku masih berasa perih seakan benda tumpul panjang itu masih mengganjal di dalam lubangku. Dengan agak tertatih Aku menuju kamar mandi, kubersihkan seluruh badanku beserta lendir-lendir yg mengering bercampur bercak darah di sekitar kelamin dan rambut-rambutku, saat mandi Aku bersiul gembira.
Kuraba lubang kemaluanku, masih terasa sisa-sisa keperihan di dalamnya, Aku mengerti sekarang, dimana perbedaan antara air seni dengan lendir hormon yg keluar dari kemaluanku bila dirangsang, Aku tersenyum geli memikirkan kebodohanku selama ini.
Selesai mandi, Aku membereskan rumah seperti kewajibanku sehari-hari, setelah itu Aku buatkan segelas kopi panas dan kubawa ke kamarku, dimana bapak masih terlelap di sana. Perlahan kuletakkan kopi di atas meja, Aku melangkah ke arah tempat tidur, kuperhatikan wajah bapak yg tertidur. Betapa tenang, betapa damai, betapa gantengnya, perlahan kuusap pipi bapak serta kubelai rambutnya, dengan sedikit takut… kucium sudut bibir bapak.
Pandanganku menyapu dada bapak, kemudian turun ke salangkangannya yg tertutup selimut, kulirik benda asing yg semalam telah memaksa masuk ke dalam lobangku. Aku tersentak kaget, walau tertutup selimut kulihat jelas benda itu tegak berdiri mengeras, ku usap perlahan sembari tertawa geli dalam hati. Perlahan kusingkap selimut itu, sekarang terpampang jelas benda itu dimana pantulan cahaya lampu menerpa ujung kepala kelamin bapak yg seperti helm itu.
Kudekatkan wajahku ke benda itu agar terlihat lebih jelas lagi, perlahan kugenggam, kukocok, kujilati dan kumasukkan ke dalam mulutku. Bapak bergerak perlahan, Aku terkejut dan berhenti mengulumnya, namun bapak melihat padaku dan menyuruh untuk meneruskan aktivitasku, kembali kuulangi kuluman kelamin bapak sembari tersenyum, dielusnya rambutku sembari kudengar erangan bapak.
Bapak bergeser sedikit, tangannya meraih bokongku serta menyingkapkan dasterku ke atas, perlahan diusapnya belahan dalam bokongku, dengan tangan kanan kuraih tangan bapak di selangkanganku, ternyata kemaluanku sudah basah kembali. Aku pun kembali terangsang dengan usapan tangan bapak di kemaluanku, sedikit kugoyg bokongku kekiri dan kekanan tanpa melepaskan kulumanku pada kelamin bapak. Beberapa saat kemudian, bapak meminta untuk menghentikan aktifitasku, bapak bangkit dari tempat tidur, dan menyuruhku untuk menungging di tepi tempat tidur.
Dari arah belakang, perlahan bapak memasukkan kelaminnya ke dalam lubangku, Aku heran, gaya apa lagi yg bapak berikan untukku, kuraih bantal untuk mengganjal kepalaku, sementara dari belakang, bapak memaju-mundurkan bokongnya.Cerita Sex
Sensasi baru kurasakan, dengan posisi yg belakangan kuketahui bernama doogy style itu, seakan dapat kuatur jepitanku pada kelamin bapak. Aku merasa ingin pipis lagi, kugigit bantal sembari mengerang dahsyat, otot-ototku kakiku mengejang sampai ke arah bokong, sedikit kujinjitkan kakiku, kucoba bertahan semampuku, kuremas speri di sampingku.
Aku tak tahan lagi, dengan kedutan-kedutan hebat, jebolah pertahananku, Aku teriak dan mendesah kugigit bantal sekeras-kerasnya, bokongku berkedut-kedut ke atas bawah, Aku lemas, Aku jatuhkan badanku ke atas kasur sembari nafasku haru memburu. Kulihat bapak tersenyum ke arahku, kelaminnya semakin berkilat akibat lendirku tertimpa cahaya dari luar kamar. Kuraih kelamin bapak, kukocok-kocok sembari Aku mengatur nafasku, tangan bapak merengkuh rambutku, diusap-usapnya kepalaku, diciumnya keningku. Setelah nafasku teratur, kuraih kelamin bapak dan kukulum lagi, tidak berapa lama, bapak mengejang dan mengeluarkan cairan dari kelamin bapak yg kutelan habis tanpa bersisa.
Bapak kemudian pergi mandi, sementara Aku kembali kekesibukanku hari ini yaitu memasak. Pukul delapan pagi, kulihat bapak selesai mandi dan bersiap untuk menghadiri acara kompleks. Setelah berpamitan padAku, Aku meneruskan memasak, hari ini kubuatkan masakan spesial untuk bapak, semua bahan telah tersedia di dalam kulkas yg kubeli hari Jumat kemarin di pasar.
Pukul 12 siang, bapak kembali dari acara di kompleks, Aku sedang menonton acara TV setelah selesai masak, kemudian bapak menyuruh membuatkan es teh manis untuknya, Aku bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan pesanan bapak. Di saat Aku sibuk mengaduk gula, tiba-tiba dari arah belakang bapak memelukku, Aku tersentak karena melihat bapak tidak mengenakan pakaian selembar pun.
Tanpa bicara, dicumbuinya diriku dari belakang, Aku menggelinjang kegelian, diusapnya leherku dengan lidah bapak sampai ke telingAku dan digigit-gigitnya daun kupingku. Aku tersentak kegelian, tanganku menyenggol teh yg sedang kubuat, gelas jatuh dan air di dalamnya tumpah membasahi dasterku. Tanpa memperhatikan peristiwa itu, bapak melahap mulutku dengan ciuman-ciuman ganasnya, Aku terpengarah tidak siap, sedikit kehabisan nafas melayani ciuman bapak. Dengan tidak melepas ciumannya, tangan bapak mencopot dasterku, kemudian dengan terburu-buru, dilepasnya breast houlder dan celana dalamku, Aku hanya pasrah menghadapi kelAkuan bapak.
Sedikit membopong, didudukannya Aku di atas meja makan, kemudian bapak melebarkan selangkanganku serta menjilati kemaluanku. Dengan berpegang pada tepi meja, Aku menggelinjang keenakan, kurasakan sapuan-sapuan lidah bapak dikemaluanku sebagai sensasi yg tiada duanya. Mungkin karena sebentar lagi Aku merasa akan datang bulan, sehingga nafsu yg ada dalam diriku sedang dalam puncak-puncaknya. Aku pipis lagi, kuremas rambut bapak dengan tidak sungkan lagi, kutekan kepala bapak ke dalam kemaluanku. Kurasakan lidah bapak menembus di dalam lobangku,.
Aku menjerit tertahan, meledaklah kenikmatanku, bapak menyedot habis semua lendir nikmatku sampai tuntas serta menjilati rambut lebatku. Dengan menahan posisiku, bapak berdiri dan memasukkan kelaminnya ke dalam lobangku, perlahan tapi pasti kelamin bapak masuk. Aku membisikkan sesuatu ke bapak, Aku mengatakan bila ingin merasakan semprotan cairan bapak di dalam rongga kemaluanku.
Bapak menanyakan apakah Aku subur atau tidak, Aku jawab bila dalam dua atau tiga hari ke depan akan datang bulan. Setelah bapak mendengar pengAkuanku, dia tersenyum dan semakin bersemangat untuk menusukan kelaminnya di lobangku. Ternyata bapak lama juga mengalami puncak, kebalikannya dalam diriku, Aku merasakan suatu kedutan nikmat lagi dan berasa ingin pipis kembali. Aku peluk bapak, kucium bibirnya, sementara kedua kakiku menjepit pinggang bapak.
Dengan berpangku pada tepi meja makan, bapak bertambah kencang volume memaju – mundurkan kelaminnya di dalam lobangku. Aku terpekik, Aku menjerit, Aku mendekap erat-erat badan bapak, kurasakan ledakan kembali menyerang dalam lubang kenikmatanku. Sementara bapak kulihat semakin cepat dan berkata bila kita berdua akan mencapai puncak secara bersama-sama. Tapi Aku sudah tidak tahan lagi, Aku mengerang… mengejang… kugigit bibir bapak, ternyata demikian pula dengan bapak.
Kami berdua mencapai puncak tinggi bersamaan, kurasakan cairan hangat bapak dan cairanku menyatu di dalam lubang kemaluanku. Aku berkedut, bapak berkedut, kami semakin erat berpelukan, peluh membanjiri seluruh badan, jepitan kakiku di pinggang bapak, diimbangi pelukan tangan bapak di badanku, kami berdua sesak, kami berdua klimaks, kami berdua memejamkan mata sesaat tidak peduli dengan sekitar.
Sampai pada suatu ketika, ibu mengunjungi orang tuanya di lain propinsi, ibu berangkat dengan anaknya menggunakan kereta Api sementara bapak tidak ikut karena tidak dapat cuti. Ibu pergi sekitar lima hari.
Pagi hari sesuai dengan tugasku sehari-hari, Aku mengepel ruangan, sengaja kulepas bh dan celana dalamku, Aku hanya mengenakan daster saja tanpa dalaman. Kulihat kamar majikanku masih tertutup pintunya, kuketuk pintu dengan maksud ingin mengepel kamar majikanku. Kemudian bapak membukakan pintu, Aku masuk dan langsung mengepel, sementara bapak masuk kekamar mandi yg terletak juga di lama kamar majikanku.
Sengaja agak berlama-lama mengepel dengan maksud memancing reaksi bapak, kutarik dasterku lebih agak ke atas, sehingga kedua pahAku terlihat jelas. Pancinganku mengena, bapak keluar dari dalam kamar mandi dan mengomentariku bahwa pahAku tampak putih mulus, kubalikkan badan sengaja menghadap ke arah bapak, dengan posisiku mengepel akan terlihat jelas kedua payudaraku yg tak tertutup breast houlder.
Bapak tersenyum menghampiriku dan berkata bila Aku sengaja memancing dirinya, kubalas senyuman bapak dengan berkata memang Aku sengaja, karena Aku ingin disebadani bapak lagi. Kulihat bapak menurunkan sarungnya, yg ternyata juga tidak mengenakan celana dalam, terlihat kelamin bapak sudah berdiri tegang.
Setelah pamit untuk mencuci tanganku, kuhampiri bapak, Aku elus kelamin itu, bapak duduk ditepi tempat tidur, sementara Aku jongok di antara kedua paha bapak, perlahan tapi pasti, kelamin bapak Aku cium dan kumasukkan kedalam mulutku. Terdengar desahan bapak, sementara tangan kiriku menyentuh kemaluanku, ternyata sudah basah, terus kuelus perlahan kemaluanku. Bapak merengkuh bahuku, menarik supaya Aku berdiri, dan memposisikan Aku jongkok di atas kelamin bapak. Dengan perlahan kuturunkan bokongku dan dibantu dengan tangan bapak untuk mengarahkan kelaminnya menuju lobang kemaluanku, pertama agak susah untuk masukkan kelamin bapak, kucoba memasukkannya sedikit demi sedikit.
Setelah posisi dan kedalaman kelamin bapak sudah pas, mulailah kuturun-naikan bokongku, tangan bapak tidak tinggal diam, diarihnya dasterku untuk dilepas, kemudian diremas-remaslah kedua buah dadAku. Lama-kelamaan Aku merasakan sengatan yg luar biasa, kupercepat goyganku, kugesek-gesek kemaluanku, dan tak lama kemudian Aku tak sanggup lagi menahan kebelet pipisku, kupeluk bapak dengan posisi masih tertancap kelamin bapak, jebolah pertahananku, Aku kebanjiran lagi.
Kami bertukar posisi, Aku sekarang di bawah, ditepi ranjang, sedang bapak berdiri di sisi ranjang, Sebelum bapak memasukkan kelaminnya dia bertanya kapan Aku mens, kujawab kira-kira lima hari lagi Aku mens. Setelah tahu jawabanku, bapak segera mengangkat kedua kakiku dan perlahan memasukkan kelaminnya kedalam kemaluanku, digoygkannya bokong bapak maju-mundur, sensasi kemasukan kelamin bapak di dalam kemaluanku terulang lagi, Aku merasa terangsang lagi, kubantu dengan menggoygkan bokongku.
Aku klimaks lagi, namun bapak mengajak untuk bersama-sama karena beliau juga sudah hampir. setelah beberapa saat kutahan, akhirnya jebol lagi pertahananku, kulihat hampir bersamaan pertahanan bapak juga jebol, akhirnya kami dapat mencapai klimaks secara bersamaan. Lama posisi kelamin bapak tertancap dalam kemaluanku, Akupun tidak dapat berbuat apa-apa karena nikmat, setelah beberapa saat kami terdiam, baru dicabutlah kelamin bapak. Kami berdua mandi bersama layaknya suami istri.Cerita Sex
Aku bilang kepada bapak bila Aku sayang kepadanya, dijawab dengan senyuman bapak. Setiap hari semenjak kepergian ibu, kami selalu memadu kasih, namun jelas setelah bapak kembali dari kantor. Kadang di kamarku, di kamar bapak, di dapur, di ruang belakang, bahkan pernah di garasi dan di dalam mobil. Hatiku senang, tentram, hingga ibu pulang dari luar kota.
Hingga suatu malam Aku tidak dapat tidur, udara sangat panas sehingga membuatku kegerahan, kucopot breast houlder dan celana dalamku, hingga hanya memakai daster saja, kondisi seperti ini membuat Aku menjadi terangsang. Kugosok-gosok kemaluanku dan kuraba-raba payudaraku sambil membayangkan kejadian-kejadian yg kulalui bersama majikan laki-lakiku.
Tiba-tiba Aku mendengar suara desahan dari kamar tidur majikanku, Aku keluar dan jongkok di bawah jendela mendengarkan desahan-desahan nikmat kedua majikanku, letak kamar majikanku tidak jauh dar kamarku, hanya dibatasi oleh gudang. Aku terdiam mendengarkan kegiatan di dalam kamar majikanku, kutaksir posisi ibu di atas badan bapak. Suara-suara itu membuat tegang seluruh badanku, kuraba selangkanganku dengan tangan kanan, sementara tangan kiriku meremas payudaraku.
Aku terhanyut, matAku terpejam membaygkan kenikmatan itu, tanpa terasa gosokan tangan kanan di kemaluanku semakin cepat, dan jari tengahku sudah masuk kedalam kehangatan kemaluanku, terasa melayang diriku. Tak lama datanglah klimaks, posisiku sudah selonjor kenikmatan, sementara suara-suara di dalam kamar juga tambah seru, tak lama kudengar bapak dan ibu telah mencapai klimaks, kemudian hening.
Aku terhuyung kembali ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku, nafasku masih tersenggal, sisa-sisa kenikmatan masih terasa, Aku melap kemaluanku dengan celana dalamku. Setelah nafasku teratur, kurasakan hatiku sakit, cemburukah Aku. dadAku bergejolak, seakan tidak rela bila kedua majikanku bersebadan.
Perasaan ini tidak boleh jawab hati kecilku, namun perasaanku tidak dapat dibohongi, Aku telah jatuh cinta kepada bapak majikanku. Pikiranku bergejolak, antara logika dengan perasaan, yg Aku rasa tidak akan mencapai titik temu, bagaimanakah ini? Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari pekerjaanku, semula ibu menahan dengan menjanjikan gajiku dinaikkan, namun Aku menolak, kukatakan bahwa Aku akan mencari pengalaman di tempat lain.
Malamnya bapak mengintrogasiku, menanyakan kenapa Aku pindah dari keluarga itu. Aku bilang bila Aku mulai menyukai dan mencintai bapak serta tidak rela bila bapak berdua sama ibu, bapak sendiri tidak dapat berbuat apa-apa, kemudian ia mencium pipiku lama sekali, tak terasa menetes air matAku.
Besoknya Aku pergi dari rumah itu, bapak memberiku uang tujuh kali gajiku, untuk modal katanya yg pasti tanpa sepengetahuan ibu. Sebetulnya berat hatiku meninggalkan keluarga ini, namun hati kecilku memberontak, terhadap orang yg Aku sayangi. Keputusanku sudah bulat, mungkin nanti suatu saat Aku mendapatkan jodoh yg juga menyaygikuseperti majikanku.

DIKENTOT BAPAK HINGGA HAMIL LAGI

Titis anak tertua dari 2 bersaudara, ia lahir dari keluarga yg sederhana pasangan Lukman (50) dan Hazizah (42). Bapak seorang wiraswasta sedangkan ibunnya PNS di kota Banten. Titis menikah diusianya yg masih belia yakni 19 tahun, tamat dari SMA ia langsung dinikahkan Karena kepergok oleh ibunya saat ngesex dgn pacarnya dirumah mereka. Ketika itu ibunya sangat marah dan memanggil keluarga sang pacar untuk mempertanggung jawabkan perbuatan anak mereka. Dan akhirnya kedua belah pihak sepakat menikahi keduanya setelah mereka tamat dari bangku sekolah SMA.
| Meskipun mereka berdua masih labil, setelah menikah keduannya hidup bahagia, mertuanya memberikan mereka sebuah tempat tinggal yg cukup besar. Sehingga semakin lengkaplah kebahagiaan mereka berdua. 7 bulan usia pernikahan Titispun hamil. Orang tua mrk sangat senang dgn kehamilan Titis. Tampaknya mereka sdh tdk sabaran ingin punya cucu. Namun kebahagian itu sedikit terganggu ketika sang suami dipindah kerjakan kekota lain. Dgn berat hati Titis terpaksa merelakan kepergian sang suami tercinta.
“Aku tdk bisa jauh darimu mas … aku takut aku tak berani tinggal disini sendirian” ucapnya ketika itu.
“Mas akan sering pulang sayang … tak usah khawatir, jika kamu takut sendiri dirumah, kamu bisa tinggal dirumah ibu untuk sementara menjelang mas pulang” jawab suaminya ketika itu.
 | Akhirnya titis hanya bisa pasrah ketika itu, dan merelakan kepergian sang suami. Masih terasa belum hilang capek saat pelaksanaan pesta pernikahan mereka 7 bulan lalu, sekarang ia sdh harus berpisah dgn sang suami tercinta terasa begitu berat baginya. 2 bulan sdh semenjak suaminya di mutasi, selama itu pula Titis tinggal bersama orang tuanya. Ia memang lebih memilih kembali kerumah orang tuanya. Sendirian dirumah kadang ia merasa kesepian dan takut terutama malam hari. Apalagi dlm kondisinya yg lagi hamil muda. Kedua orang tuanyapun jg senang dgn kehadirannya ditengah-tengah mereka.
 | Keberadaannya cukup menghibur kedua orang tuanya. Karna memang semenjak adiknya memutuskan untuk kuliah di Bandung, rumah besar itu hanya ditempati berdua oleh Bapak dan ibunya. Namun ia kacewa dgn suaminya, semenjak pergi ia merasa pehatian sang suami begitu kurang kepadanya. Pada mulanya memang sering memberi kabar dan menanyakan kabarnya, namun makin hari semakin berkurang. Ditelpon jarang diangkat di smspun kadang tak dibalaz alasannya lagi sibuk kerja. Janjinya untuk selalu mengunjunginyapun hanya tinggal janji. Hingga tak jarang ia menangis dlm kesendiriannya.
, Malam itu hujan turun rintik-rintik, sesekali terlihat kilat berpijar menerangi kegelapan malam. Lukman terjaga dari tidurnya. AC kamar yg mati membuatnya terasa gerah. Sementara disampingnya dilihatnya istrinya sudah tertidur pulas. Ia menggapai remot AC yg tergeletak tak jauh darinya, lalu menghidupkannya. Ia berniat untuk meneruskan tidurnya, namun kantong kemihnya terasa penuh. Membuatnya memutuskan untuk kekamar mandi.
Setelah buang air kecil Lukman memeriksa jendela rumahnya jika ada yg lupa dikunci. Saat melewati kamar putrinya,* ia melihat pintu kamar sedikit terbuka. Dari celah pintu yg terbuka keluar cahaya terang pertanda lampu kamar masih hidup. Penasaran Lukman lalu mendekati kamar putrinya tersebut dan mengintip nya. Ia kaget melihat sang putri terbaring dikasur. Kedua kakinya terbuka sementara dasternya tersingkap. Sehingga CDnya yg berwarna merah terlihat dgn jelas.
Buah Dadanya bergerak naik turun dgn teratur mengikuti alur napasnya. Tak jauh darinya tergeletak ponsel Anroid miliknya. Lukman memperkirakan Titis tertidur ketika sedang asik dgn anroidnya. Pikiran jorok seketika muncul diotaknya. Matanya melotot mengeraygi tubuh Titis. Selangkangan yg tersingkap tak lepas dari tatapannya. Gairahnya terpancing seketika. penis menegang.
Sebenarnya Lukman adalah seorang Bapak yg baik. Ia memiliki 2 orang putri yg cantik dan sexy lagi, kedua putrinya begitu manja padanya. Namun selama ini tak pernah terbersit pikiran jorok dihatinya terhadap mereka. Entah mengapa malam itu ia bisa teransang melihat pakaian Titis yg tersingkap. Ia lalu masuk mendekati tubuh Titis. Dari jarak yg begitu dekat ia bisa melihat keindahan tubuhnya dgn jelas. Kerongkongannya bergerak turun naik karna birahi. Matanya tak terbesit menatap selangkangan Titis yg tersingkap.nonoknya yg tambem tercetak jelas dari balik CD nya membentuk garis lurus pada belahannya. Cukup lama ia menatapnya, lalu ia mendekatkan wajahnya keselangkangan Titis dan menciuminya berulang kali. Menghirupnya dlm-dlm.
“Ooooohh harum sekali ” pikirnya. Ia semakin nekat.
Pelan-pelan disingkapnya CD Titis ke atas sehingga nonoknya yg tembem itu terlihat dgn jelas. Penuh gairah diciuminya, lidahnya menyapu belahannya dan menghisap-hisapnya dgn penuh gairah. Namun Titis tiba-tiba terbagun ketika merasakan ada sentuhan di liang kewanitaannya, membuat ia cepat-cepat merunduk dibalik ranjang agar tak terlihat olehnya. Tak melihat sesuatu yg mengganggunya Titispun meneruskan tidurnya. Khawatir sang putri keburu bangun, ia lalu mengocok penisnya tepat diatas selangkangnya yg tersingkap. Begitu spermanya akan keluar ia lalu mengarahkan ke celah nonoknya.
“Ooooogghhhhhhhh… mmmmppphhhhhhnakkkk” erangnya lirih.
Spermanya menyemprot dibelahan nonok Titis. Lalu mengalir membasahi seprai. Ia tersenyum puas dan buru-buru kembali kekamarnya. Semenjak kejadian itu Lukman selalu bernapsu melihat putri kandungnya tersebut. Diam-diam ia mengintip ketikanya lagi mandi dan tak jarang ia merabanya saat tidur.
Memasuki minggu kedua, Titis mulai merasakan keganjilan dari sikap Bapaknya. Sering ia dapati sang Bapak menatap tubuhnya, terutama saat ia berpakaian sexy. Matanya seperti ingin menelanjangi tubuhnya membuatnya risih. Ketika mandipun ia merasa ada yg mengawasi. Namun yg paling tak ia mengerti beberapa kali saat bangun tidur ia menemukan seperti bercak sperma di CDnya.
Sperma siapa?, Apakah ia bermimpi, tp bercak itu begitu banyak tak mungkin itu cairan kewanitaannya. Sejujurnya semenjak ditinggal suaminya, Ia memang merasa sangat dingin dan kesepian. Ia merindukan sentuhan seorang laki-laki sebagai tempat pelampiasan nafsu birahinya. Tak diperhatikan suaminya membuatnya kadang berpikir untuk selingkuh. Namun meskipun begitu ia tak pernah mimpi basah apalagi masturbasi. Pagi itu saat tinggal berdua bersama Bapaknya dirumah, ia berniat untuk mandi. Dikamar mandi ia melucuti pakaiannya. Lalu menyirami tubuhnya dan menyabuninya. Saat itulah ia melihat sepasang mata mengawasinya dari celah pintu. Ia terkejut dan cepat-cepat menyudahi mandinya lalu kembali kekamarnya.
Dikamar ia termenung memikirkan peristiwa yg baru dialaminya tersebut. ” pasti orang itu sdh melihat sekujur tubuhku, siapa bangsat itu?” Pikirnya. Namun begitu mengingat hanya berdua bersama Bapaknya dirumah dadanya terasa berdebar-debar. “Apakah Bapak yg mengintipku?, tak mungkin Bapak sebejat itu” pikirnya. Ia merasa jengah bila mengingat sang Bapak melihatnya dlm keadaan bugil.
Suatu malam ia terbagun ketika mendengar suara berisik dari kamar kedua orang tuanya. Penasaran iapun mencoba mengintipnya. Ia kaget begitu melihat pergumulan kedua orang tuanya. sang Bapak menindih tubuh ibunya. Penisnya bergerak keluar masuk diliang nonok ibunya. Sebagai perempuan yg telah bersuami hal itu sebenarnya sdh tak asing baginnya.
Namun ukuran penis Bapaknya yg begitu besar dan pajang membuatnya benar-benar terpukau. Penis Lukman memang besar dan panjang, 2 kali lipat bila dibandingkan milik suaminya. Nonok ibunya terlihat termonyong-monyong menerima tusukan penis Bapaknya. Pinggulnya terus bergerak naik turun secara teratur, sementara sang ibu mengimbangi dgn memutar-mutar pinggulnya kekiri dan kekanan. Sehingga menumbukan bunyi-bunyi menggairahkan.
Sementara dari mulut keduanya terdengar rintihan rintihan kenikmatan. Lama tak disentuh laki-laki membuat Titis teransang melihat pergumulan kedua orang tuanya tersebut. Dadanya terasa sesak, puting susunya berkedut-kedut dan nonoknya terasa gatal. Tanpa disadarinya ia mengelus-elus klitorisnya sendiri. Terbayang olehnya penis sang Bapak yg besar dan panjang keluar masuk dinonoknya. Tengguknya terasa merinding.
” Oooohhhhh paakkkkkk… penis Bapakkk enak banget, kocok yg kuat paakkkkkk” racau ibunya.
Bapaknya semakin mempercepat kocokanya, penisnya mengobrak-abrik liang nonok ibunya yg becek. Lalu keduanya saling bertukar posisi, ibunya menaiki sang Bapak dan mengoyang pinggulnya naik turun, kadang berputar kekiri dan kanan. Sementara Bapaknya berbaring dikasur meremas-remas Buah Dada ibunya. Cukup lama keduanya bersetubuh. Tubuh keduanya terlihat mengkilap berkeringat. Hingga akhirnya ibu mengerang keras, tubuhnya menengang dan akhirnya terkapar mendapati orgaismenya.
Titis benar-benar sdh teransang, penis sang Bapak benar-benar memukaunya. tenggorokannya bergerak turun naik karna birahi. Ia mulai berhayal untuk bersetubuh denganya. Sementara dikamar Lukman kembali menaiki tubuh sang istri dan memompa penisnya dgn cepat. 15 menit berserang ia melepaskan spermanya dirahim istrinya. Lalu ia terkulai disampingnya. Titis bergegas kembali kekamarnya. Lalu mengambil air putih dan meneguknya. Ia menghempaskan tubuhnya dikasur dadanya bergerak turun naik. Tangannya menyelinap ke balik celana dlmnya dan mengelus-elus nonoknya yg telah basah.
Semenjak tak sengaja menyaksikan pergumulan kedua orang tuanya beberapa waktu lalu. Titis merasa ada sedikit kelainan pada dirinya, Ia merasa birahi pada Bapaknya. Penisnya yg besar dan panjang membuatnya susah tidur. Sering ia berhayal bercinta dgn Bapak kandungnya tersebut. Jika sebelumnya ia risih dgn tatapan nakal Bapaknya. Namun kini ia malah sengaja mencari perhatiannya. Ia sengaja berpakaian sexy didepan bapaknya. Tak jarang ia duduk seenaknya sehingga CDnya terlihat oleh Bapaknya. Ada kepuasan tersendiri baginya mempertontonkan keindahan tubuhnya pada sang Bapak. Nonoknya selalu basah setiap kali menggodanya.
Pagi itu ketika sedang mandi Titis kembali melihat sepasang mata mengawasinya. Tahu kalau Bapaknya kembali mengintip iapun berniat menggodanya. Dadanya berdebar-debar, Entah kenapa ia merasa begitu birahi mengingat sang Bapak menatap tubuh bugilnya. Setelah melumuri tubuhnya dgn busa, ia lalu meremas-remas buah dadanya yg sekal. Sementara tangan yg satunya mengusap-usap kolistorisnya.
“Ayo pak… nikmati tubuh anak kandungmu ini … nikmati sepuasnya” bisiknya dlm hati. Membuatnya semakin birahi meremas Buah Dadanya dan memainkan klitorisnya.
Sementara itu dari celah pintu Lukman melihatnya tak berkedip. Bola matanya melotot seperti mau melompat keluar menyaksikan tubuh mulus Titis. Tak seincipun tubuh Titis luput dari tatapannya. Tak kuat menahan napsu iapun mengocok penisnya dan melepaskan spermanya dilantai. Ketika keluar dari kamar mandi Titis melihat sperma Lukman berceceran dilantai. Ia tersenyum puas. Dgn ujung jari disekanya, lalu didekatinya kehidung dan dijilatinya dgn birahi. Semua itu ternyata tak luput dari penghatian Lukman. ia menyeringai penuh arti.
Malam harinya, sekitar jam 1 malam Lukman terlihat gelisah dipembaringannya. Tubuhnya terasa panas dingin. Dada berdebar-debar sebentar-sebentar ia merubah posisinya. Matanya tak bisa dipejamkan. Sementara itu sang istri terlihat telah tertidur lelap. Malam itu ia telah bertekat untuk menyetubuhi Titis. Namun ada rasa khawatir dihatinya. Bagaimana jika anaknya tersebut berontak dan berteriak maka tamatlah riwayatnya. Tp jika diingatnya bagaimana Titis yg begitu bernapsu menjilati spermanya, jelas Titis sangat kesepian. Perang batinpun terjadi dlm dirinya. Akhirnya ia mengendap-endap kekamar sang putri.
Sementara dikamarnya, Titispun merasakan hal yg sama. Ia gelisah tak bisa tidur. Entah kenapa malam itu napsu ingin bersetubuh begitu besar. Puting susunya terasa berdenyut-denyut sedangkan nonoknya terasa gatal. Ia mengeluh mengingat perpisahan dgn sang suami. Disaat seperti itu ia kembali terbayang tingkah Bapaknya yg aneh.
Mulai dari tatapannya yg tajam seperti ingin menelanjanginya hingga mengintipnya mandi. Nonoknya terasa basah, kebali ia berhayal bersetubuh dgn Bapak kandungnya tersebut. Ketika ia sedang larut dlm pikirannya, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dari luar dan sesosok tubuh berjingrak masuk. Dadanya berdegup kencang ketika mengenali sosok yg masuk kekamarnya tersebut yg tak lain adalah Bapak kandungnya sendiri. Ia menahan napas ketika sang Bapak mendekat tubuhnya. Ia memutuskan untuk berpura-pura tidur menunggu apa yg akan dilakukan sang Bapak.
Beberapa saat menunggu, ia merasakan rabaan menyusuri pahanya hingga kepangkal pahanya dan perlahan masuk kebalik celana dlmnya. Ia menahan napas ketika jemari sang Bapak menyentuh belahan nonoknya yg basah dan bergerak liar disana. Sekian lama tak disentuh lelaki membuatnya begitu mudah terangsang. Selagi ia terbuai dgn sentuhan-sentuhan itu, tiba-tiba ia merasakan celana dlmnya diloloskan. Hingga tubuhnya bagian bawah polos tak tertutup sehelai benangpun.
Beberapa saat kemudian ciuman sang Bapak mendarat diperutnya terus pusar lalu turun kenonoknya yg basah. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat ketika merasakan lidah sang Bapak menyapu belahan nonoknya dan menjilatinya dari atas kebawah secara teratur.* Lalu bergerak liar diklitorisnya. Liang nonoknya dihisap sang Bapak, Cairannya diserubutnya bak kopi panas hingga bersih tak bersisa. Titis mengelepar seperti cacing kepanasan. Pinggulnya bergerak liar menyambut jilatan lidah sang Bapak di klitorisnya. Sekian lama tak disentuh lelaki membuatnya tak mampu membendung birahinya. Emutan sang Bapak terasa begitu nikmat.
Dari mulutnya terdengar erangan erangan lirih yang bikin Lukman semakin bergairah mengoral liang vaginanya.
“Ouuuuuhhhh… paaakkkkk… geliiii paaakkkkk” rintihnya.
Tangannya menyelinap kedlm bokser sang Bapak lalu mengocok penisnya. Puas menjilati nonok Titis Lukman lalu menindihnya. Ia melumat bibirnya dgn panas. Lalu ciumannya beralih keleher terus turun keBuah Dadanya yg sekal.
“Paakkkkk Masuin paaakkkkkk… ” pinta Titis serak.
Tangannya membimbing penis sang Bapak keliang nonoknya.
“Masukin apa nak … ? ” Goda Lukman.
“Masuin ini paakkk…” jawab Titis tak sabar sembari meremas-remas penis Lukman.
“Ini apa naaakkkk …? Bicara yg benar” tanya Lukman menggodanya.
” Masuin … penis Bapak kenonok Titis cepatannn … ” jawabnya gemas.
Ia benar-benar sdh tak tahan. Tanpa malu-malu lagi ia meminta kepada Bapaknya tersebut. Setelah melebarkan kedua paha Titis Lukman langsung menuntun penisnya keliang nonok sang putri. Penisnya digesek-gesekkannya dibelahan nonok Titis. Selanjutnya di masukinya perlahan-lahan. Titis menahan napas ketika sedikit-demi sedikit penis Bapaknya memasuki liang nonoknya.
“Occhhhhh paaakkk… gede banget …” rintihnya.
Penis Bapaknya terasa begitu ketat menganjal didalam nonoknya. Membuatnya seperti ingin kencing.
“Sempit banget nonokmu nak … ooouuhhh nikmat baget sayang ” racau Lukman.
Ia memejamkan matanya menikmati cengkraman rahim sang putri dibatangnya. Lalu dgn penuh napsu dilumatnya kembali bibir Titis yg mungil.
” Bapak sayang kamu nak, kamu cantik sekali ” bisiknya mesra.
“ Titis jg sayang Bapak” jawab Titis.
“ Sdh lama Bapak menginginkan saat seperti ini ” bisik Lukman.
” Titis bahagia sekali bisa* bersama Bapak seperti ini ” balas Titis matanya tampak berkaca-kaca.
” Kenapa menangis” tanya Bapaknya.
” Titis bahagia pakkk, Titis ingin selalu bersama Bapak seperti ini … Titis suka incest ini pakk…” bisiknya.
“ Kita akan terus bersama sayang” jawab Lukman sembari mencium kening sang anak dgn penuh perasaan.
” nonok Titis nikmat banget … ” godanya.
“ Penis Bapak jg nikmat” balas Titis.
Lalu bibir keduanya menyatu,* berciuman dgn panas saling hisap. Penis Lukman mulai bergerak keluar masuk didlm liang nonok sang putri yg basah. Tangannya meremas-remas buah dada putrinya yg ranum.
“Oohhhh Bapak ini indah banget …. mmmmppphhhh masuin dlm-dlm paakkkk” racau Titis.
Kocokan penis sang Bapak dinonoknya terasa nikmat tiada tara. Penis Bapaknya yg besar dan panjang begitu mantap mengisi setiap relung dirahimnya. Mulutnya meracau tak karuan sementara pinggulnya bergerak liar menyambut sodokan penis sang Bapak. Kurang lebih sepuluh menit kemudian ia merasakan suatu yg nikmat menyesak keluar dari rahimnya.
“Ohhh paakkkkk… Titis sdh tak tahan. paaaakkkkk… ” ia mengerang keras mendekap sang Bapak, tubuhnya mengejang dgn napasnya memburu.
Beberapa saat kemudian ia terkulai lemas mendapati orgaisme pertamanya. Lukman mendekap sang putri dgn erat penuh kasih sayang.
Penisnya ditekannya lebih dlm dan membiarkan sang putri menikmati orgaismenya.
” nikmat yaaannggg” tanyanya.
” nikmat banget paakkkk” jawab Titis lirih.
Ia memeluk erat sang Bapak menikmati sisa orgaismenya. Ia merasa begitu damai. Menyatu dgn tubuh sang Bapak memberikan kepuasan tersendiri baginya. Kepuasan yg tak didapatinya dari orang lain termasuk suaminya. Beberapa menit kemudian Titis kembali mendesah lirih ketika sang Bapak kembali mengenjotnya. Penis Bapaknya bergerak keluar masuk dinonoknya. Birahinya kembali terpancing.
Keduanya kembali bergumul dgn panas. Cukup lama pada posisi ini, lalu ia menaiki tubuh sang Bapak dan memompa penis Lukman dari atas. Pinggulnya bergerak turun naik, kadang berputar dgn liar.
” ohhh yaaannggg… nikmat banget sayang… kamu pintar …” desah Lukman.
Matanya meram melek menikmati gesekan rahim Titis dipenisnya. Cukup lama bersetubuh, keringat bercucuran dari tubuh mereka. Hingga akhirnya Titis mengerang keras mendapati orgaisme keduanya. Ia kembali terkulai lemas.
Lama tak bersetubuh ternyata membuatnya cepat orgaisme. Lukman kembali menaiki tubuh Titis dan mengenjotnya dgn cepat. Penisnya bergerak keluar masuk. Ia memejamkan matanya menikmati tiap hujaman penisnya dirahim anak kandungnya tersebut. Gairahnya begitu menggelora. Tak ingin rasanya ia mengakhiri kenikmatan itu. Persetubuhan sedarah itu memberikan sensasi yg luar biasa baginya.* Memberikan kepuasan tersendiri. 15 menit berselang ia merasakan sesuatu yg nikmat mendesak keluar dara penisnya.
” ohhhh sayang … Bapak mau keluarrr… cium Bapak nak” desahnya.
Meraka berdua lalu berciuman dgn panas. Sementara penis Lukman menghentak-hentak diliang nonok Titis. Beberapa saat kemudian ia mengerang keras dan melepaskan spermanya dlm rahim anak kandungnya tersebut.
“Nikmat banget sayang …” ucapnya tanpa melepaskan pungutannya dibibir Titis.
Titis mendekap Bapak kandungnya tersebut dgn erat. Sperma sang Bapak terasa hangat dirahimnya. Ia benar-benar puas malam itu.
“Aku cinta bapakkk… Buat Titis terus sepetri ini … “ bisiknya manja.
Semenjak malam itu Titis tak lagi kesepian walaupun suaminya jauh darinya, Bapaknya mengambil peran suaminya. Keduanya bersetubuh setiap kali ada kesempatan. Mereka lakukan ditempat tidur, kamar mandi, ruang tengah bahkan dapur dan tak jarang dihotel. Ketika ibunya tak ada, keduanya bagaikan pasangan suami istri bertelanjang ria sepanjang hari. Bahkan ketika ibunya adapun keduanya masih melakukannya, Lukman sdh tergila-gila dgn tubuh anak kandungnya tersebut.
Ia selalu bernapsu melihat tubuh Titis, begitupun Titis tak pernah bosannya disodok Bapak kandungnya tersebut. Tak jarang ketika ibunya ada, sang Bapak menyelinap kekamarnya lalu keduanya bersetubuh kilat. Kadang hanya beberapa kali sodokan saja penis sang Bapak dinonoknya. Namun itu sdh cukup bagi keduanya untuk tetap melakukannya.

MAMA MERTUA SELNGKUH GAK NGAJAK HOT

Cerita Dewasa Ibu Mertuaku Kepergok Sedang Mesum Dengan Karyawan. Aku menikah dengan usia yang relatif muda, yaitu 25 tahun dan istriku 22 tahun. Aku bersyukur bisa memperoleh istri yang cantik dan tubuh yang seksi dengan dada yang menantang dan pantat yg sekal, tapi bukan itu alasanku memilih dia tapi kebaikan dan ketaatannya dalam beribadah yang membuatku yakin dengan pilihanku.

Karena menikah dengan usia muda dan karir masi pemula membuat kami belum mampu membeli rumah sendiri, sehingga kami pun ngontrak rumah dipinggiran kota. Itu pun tidak lama karena mertuaku menyuruh kami tinggal bersama mereka. Karena berbagai pertimbangan kami pun setuju tinggal di rumah mertuaku.

Mertuaku tinggal di rumah berdua, dan mereka mempunyai toko yang terletak tidak jauh dari rumah. Mereka mempunyai 2 karyawan wanita sebagai penjaga toko, dan 2 karyawan laki-laki berusia remaja (sekitar 18 tahun) bernama yusup. Ibu mertuaku masih relatif muda yaitu 40 tahunan dengan badan agak gemuk dan dada yang besar.

Wajahnya masih cantik untuk ukuran usianya. Bapak mertuaku juga masih terlihat tegap. Tidak ada yang aneh hingga peristiwa itu terjadi. Saat itu aku pulang siang dari kantor karena kepalaku sakit sekali. Tiba di depan pintu rumah, terlihat rumah sangat sepi. Karena memiliki kunci aku bisa masuk dengan leluasa.

Langsung menuju kamarku, tetapi ketika aku hendak melewati dapur terdengar suara-suara mencurigakan dari dapur. dengan mengendap-endap aku menuju dapur. Dadaku langsung berdegup kencang melihat pemandangan yang kulihat. Kulihat ibu mertuaku meronta-ronta dalam pelukan pria yg aku tau itu bukan bapak mertuaku.

Tadinya aku ingin bertindak menghajar laki-laki itu, tapi entah kenapa aku hanya terdiam saja. Laki-laki itu dengan kasar meremas dada mertuaku yang saat itu memakai daster dengan tali yang kecil hingga ketiaknya terlihat. Tangan itu kemudian menurunkan tali dan BH sehingga menyembul dada besar mertuaku.

Tangan laki-laki yang semula meremas berganti memilin puting susunya. “Jangan Sup, ibu kan udah tua”, kudengar mertuaku bicara ditengah desahannya, dan tangannya mendorong pelan dada laki-laki itu, yang bernama yusup! Ya yusup, karyawannya yang masih muda, aku takjub berani juga anak itu!, batinku.

“habis, bodi ibu seksi bgt, apalagi toketmu. Jadi ga tahan pengen ******* ibu’ ujar yusup, sambil tangannya kini bergerak menyingkap kan daster, sehingga paha putih dan cd krem berenda mertuaku terlihat jelas. Yusup kemudian berlutut dan memelorotkan cd mertuaku ke bawah sehingga muncul bulu-bulu jembut mertuaku yang rimbun. Yusup langsung melahap vagina mertuaku yang terpampang, menjilat dan mengigit kecil itil mertuaku.

Nafas mertuaku semakin tak beraturan, matanya merem melek, kemudian badan bergetar, sepertinya dia sedang memperoleh kenikmatan yang dahsyat. Tiba-tiba mertuaku menarik kepala yusup. “cepet masukin sebelum suamiku datang!” bisik mertuaku.

Yusup dengan cepat membuka celana jeansnya dan sedikit menurunkan cdnya hingga mengacung batang ****** yang ingin segera masuk ke sarangnya. Mertuaku tampaknya tidak ingin buang-buang waktu, dia segera mendorong yusup hingga terlentang, batang kejantanan yusup digenggam kemudian dijilat dan dikulum sebentar.

Tak lama kemudian mertuaku naik ke badan yusup lalu meraih ****** yusup kemudian diarahkan ke lubang vaginanya. Bless… ****** yusup pun amblas ke dalam. Bagaikan joki yg sedang menunggangi kuda, mertuaku bergerak liar menggoyang pinggulnya, sementara yusup mendesis keenakan. Hingga ‘saya mau keluar bu’ desis yusup,

“ibu juga! … Aaakh…” kedua tubuh mereka mengejang dan “croot…croot..”. Mereka terdiam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang ada. Kemudian ambruk bersama-sama.” “ayo cepat kamu balik lag ike toko, nanti suamiku nyariin!”.. Kata mertuaku perlahan pada yusup. Yusup pun bergegas merapikan celana Kemudian mencium kening mertuaku “terima kasih ya bu…”.

Mertuaku tak menjawab, hanya terdiam mengumpulkan nafas setelah pergumulan tadi. Yusup pun segera keluar, saat mertuaku masih terlentang dengan daster acak-acakan. Sementara aku juga bengong dan dalam keadaan horny berat. Pikiranku berkecamuk, antara horni pengen ikut ******* mertuaku dengan kesetiaanku pada istriku.

Sementara ibu mertuaku masih merapikan bajunya yang acak-acakan. Dengan gemetaran karena pikiran yang campur aduk, aku mendekati mertuaku, “birahiku juga harus disalurkan!, aku akan ******* ibu mertuaku” tekadku saat itu, tapi dasar sial, saat aku sudah mau bergerak. Pintu depan terbuka dan terliat bapak mertuaku datang masuk ke rumah. Membuyarkan keinginanku.

Ibu mertuaku ternyata pandai juga bersandiwara, dengan suaminya dia berlaku seolah tidak terjadi apa-apa, 5 menit yg lalu!. Aku langsung masuk ke kamar dengan kepala yang makin pusing, kepala atas dan bawah. Sejak peristiwa itu, aku jadi semakin memperhatikan ibu mertuaku. Gak kusangka, dibalik ketelatenannya mengurus suaminya ternyata dia tega menghianatinya dengan perselingkuhan, yang entah sudah berapa kali dilakukan.

Berapa kali? Dengan siapa aja? Pertanyaan ini lebih menarik untuk kucari tau ketimbang aku ikut menghianati istriku dengan berselingkuh dengan ibu mertuaku. Diam-diam aku membeli perlengkapan kamera yang kupasang dibeberapa tempat strategis dirumah mertuaku, kupasang juga alat perekam sehingga aku tetap bisa melihat apa yang terjadi ketika aku di kantor.Ternyata bermanfaat juga. Kejadian pertama terjadi didapur lagi, dan terbilang sangat nekat. Siang itu ibu mertuaku sedang menyiapkan makan siang u/ suaminya.

Seperti biasa, ibu mertuaku menggunakan daster yang sangat tipis, berwarna kuning tanpa menggunakan bra, sehingga toket besarnya terlihat mengacung besar dengan lingkar puting coklat yang tercetak membayang. Bagian ketiaknya terlihat longgar sehingga dari samping sering terlihat gundukan toket yang sangat menggairahkan. Sementara itu tampak yusup sedang membantu bapak mertuaku membetulkan kabel lampu yg putus karena digigit tikus.

Terliat Ibu mertua dan yusup, sering curi-curi pandang dan melemparkan isyarat-isyarat khusus disaat bapak mertuaku lengah. Seperti ibu mertuaku mengurut-ngurut mentimun dengan gerakan seolah-olah mengocok penis, yang dibales yusup dengan gerakan tangan seperti meremas toket. Sepertinya mereka sudah sangat horni.

Tanpa diduga, bapak mertuaku bergerak pergi ke kamar mandi, mungkin karena ingin buang hajat, dan biasanya bisa berlangsung hingga lebih 15 menit. Sesaat bapak mertuaku masuk ke kamar mandi, yusup bergerak cepat mendekati ibu mertuaku dan memeluknya dari belakang.

Bagai orang kelaparan mereka berciuman dengan buas, tanpa peduli bahwa bapak mertuaku berada dikamar mandi yang terletak hanya beberapa meter dari tempat mereka. Tangan kanan yusup bergerak masuk ke balik daster melalui bagian ketiak yang longgar kemudian meremas toket yang sudah dari tadi menggodanya.

Tangan kirinya menelusup ke selangkangan dan menggosok-gosok memek mertuaku yang sudah sangat basah. Mendapat serangan seperti itu, ibu mertuaku melenguh kenikmatan, tangannya bergerak merangkul leher yusup dan mendorong kepalanya hingga mereka bisa berciuman lebih ganas. Ibu mertuaku berbalik menghadap yusup dan bersandar pada meja dapur.

Mereka kembali berciuman dengan ganas, toket mertuaku tersembul yang langsung disedot dan digigit-gigit kecil oleh yusup, sementara tangan satunya lg memilin-milin puting. Tangan mertuaku bergerak ke arah selangkangan yusup dan meremas tonjolan batang dibalik celana katunnya.

Kemudian membuka ruitsletingnya, merogoh cd dan menggenggam batang kejantanan yusup, kemudian mengocoknya secara perlahan. Mengetahui waktu yang dimiliki tidak banyak, ibu mertuaku tidak mau banyak membuang waktu, setelah Yusup memelorotkan cd mertuaku, dia segera mengarahkan rudalnya ke nonok mertuaku.

Bless… Mulut mertuaku menganga menerima desakan batang yusup yang keras dan hangat pada vaginanya yang sudah basah. Yusup mendiamkan kontolnya diam sesaat merasakan remasan vagina mertuaku dan kemudian memompanya secara liar, sebelah kaki mertuaku melingkar ke badan yusup, memberikan akses penetrasi yang leluasa.

Mulut yusup sibuk bergantian mencium bibir mertuaku dan menghisap serta mengigit-gigit toked montok mertuaku. Tangan yusup meremas gemas toket yang tetap diiringi gerakan maju mundur pantatnya untuk melesakkan batangnya dan memberinya kenikmatan duniawi tanpa mempedulikan bapak mertuaku, suami dari wanita yang sedang ia setubuhi berada di kamar mandi yang tak jauh dari tempat mereka *******.

Kini mereka telah merubah posisi, ibu mertuaku menghadap ke meja, sementara yusup menyodoknya dari belakang, dengan posisi itu, toket mertuaku menggantung bebas dan bergoyang-goyang seiring dengan pompaan yusup dari belakang. Dengan posisi itu tidak berlangsung lama karena yusup kemudian mengejang dan meningkatkan pompaanya, hingga akhirnya ambruk dengan menyemprotkan sperma yang berceceran dilantai.

Mereka terdiam sesaat, yusup masih memeluk tubuh mertuaku, batangnya masih menancap, membiarkan sisa-sisa kenikmatan yang ada. Tangan yusup masih meremas-remas pelan toket mertuaku kemudian mereka berciuman mesra layaknya pasangam kekasih.

Tak lama, mereka sadar bahwa bapak mertuaku akan segera keluar, mereka buru-buru merapikan pakaian dan rambut, tak lupa melap sisa cairan senggama yang berceceran tadi. Bapak mertuaku memang punya kebiasaan BAB yang lama, seperti saat itu, dia melewatkan persetubuhan kilat istri dengan karyawannya.

Sementara aku hanya berani melihat dan menikmati itu semua, tanpa keberanian melaporkan ke bapak mertuaku atau mungkin ikut mencoba mencicipi ibu mertuaku yang semakin hari semakin menggairahkan dimataku. Tetapi entah kenapa dengan hanya melihat perselingkuhan itu aku sudah cukup puas, dan dengan bantuan kamera tersembunyiku, hasratku cukup terpuaskan, berkali-kali kulihat pergumulan mertuaku dengan yusup melalui kameraku.

CERITA SEX DENGAN MAMA KANDUNG BINAL

Kejadian ini terjadi kira-kira 1 bulan yang lalu. Ketika itu saat liburan semester 1, aku pergi ke kota P dimana di kota itu aku dilahirkan. Memang kepergianku itu sudah lama kurencanakan dandidorong oleh sepupu ibuku yang di kota P, (aku memanggilnya dengan sebutan mama, sedangkan ibuku sendiri kupanggil ibu). Karena aku selalu dimanja dan menganggapnya benar-benar seperti ibuku sendiri. Baiklah aku akan menceritakan sedikit tentang keluarga mamaku ini. Ia berumur lebih kurang 43 tahun, wajahnya lumayan cantik, badannya tinggi kira-kira 167 cm, ukuran dadanya lumayan besar 36 C, terlihat sangat menantang juka berdiri tegap. Rambutnya ikal sebahu lebih sedikit, pinggangnya ramping dan pantatnya aduhai cukup menggairahkan diusianya yang sudah melebihi 40 tahun ini. Dan mengenai suaminya, bekerja di sebuah perusahaan yang cukup terkenal, dan hanya akan pulang 3 hari dalam 2 minggu, anak-anaknya yang pertama cewek umur 21 tahun sekarang sedang studi di luar propinsi kota P, dan yang kedua cowok sebaya denganku tapimasih sekolah di salah satu Sekolah Kejuruan di kota P.
 Aku sampai di kota P, hari senin pukul 03:00 siang, karena aku memang sengaja berangkat dengan perkiraanku sampai di kota P sore hari karena aku akan bisa istirahat di malam harinya. Tapi sialnya aku saat itu malah tidak bisa istirahat karena aku selalu diganggu sepupuku yang masih sekolah itu. Dengan ajakan kemana-mana. Tapi memang dasar suka bermain, akhirnya aku pergi juga malam harinya. Aku memang sangat rindu akan keadaan kota P, karena memang sudah 3 tahun lebih aku tidak pernah ke kota P, ditambah lagi dengan saudaraku ini yang karena sebaya dan setipe denganku, sebut saja nama saudaraku itu Jermy. Malam itu, karena aku belum istirahat dan di tambah lagi dengan pergi jalan-jalan aku langsung tergeletak tidur sampai pagi harinya, aku terbangun kira-kira pukul 09:00 pagi. Kulihat Jermy sudah tidak ada pasti sudah pergi sekolah, pikirku.
Aku langsung mandi. Sehabis mandi aku berencana mau sarapan di lantai bawah, karena memang rumah sepupuku ini memang cukup besar dan berlantai 2. Aku sampai di bawah dan melihat mama lagi di dapur tidak tahu lagi ngapain.
 Sepertinya sedang bersih-bersih, aku melihat meja makan bundar yang terbuat dari marmer kosong tidak ada apa-apa di situ, tiba-tiba mama datang.
“Udah bangun Hend,” tanya mama.
“Udah Ma, udah mandi lagi khan udah wangi,” sambil mengangkat tanganku.
“Belum sarapan yach.” tanya mama lagi.
“Iyach belum Ma, sediain dong Ma Hendra khan lapar.” balasku dengan manja.
“Udah kamu duduk aja di menja makan, ntar Mama sediain yang special buat Hendra,” ujarnya sambil melangkah ke dalam kamarnya.
Tak lama kemudian mama keluar, aku yang lagi bengong duduk di meja makan.
“Tunggu yach.” katanya singkat.
“Yup..” balasku.
“Sekarang kamu tutup mata biar Mama sediain buat kamu, sarapan special,” kata mama.
Tanpa banyak bertanya aku langsung saja menutup mata dan menunggu, gerangan apakah sarapan special buatku.
“Udah Mama.” tanyaku penasaran.
“Tunggu sebentar.” balas mamaku.
Aku merasa suaranya dekat sekali kalau tidak salah di meja makan, dan tiba-tiba ia memegang kepala dari arah depan. Aku sepertinya mencium sesuatu yang wangi yang pernah kukenal, belum habis aku melamun, mama berkata sambil mendekatkan kepalaku ke sumber bau yang cukup wangi itu.
“Udah kamu sekarang buka mata, dan cicipi sarapan specialmu.”
“Ahh..” aku terbelalak kaget saat melihat mama sudah tidak memakai apa-apa lagi. Ia duduk mengangkang di atas meja dari batu itu dan tangan kanannya memegang kepalaku. Jantungku berdegub kencang melihat selangkangan mama yang berwarna merah kekuningan, bulu halus yang tertata rapi di sekitar tepian lubang vaginanya, buah dadanya bergelayut indah. Penisku langsung terbangun dari tidurnya dan berdiri keras menyesakkan celana trainingku (aku memang suka memakai celana training di rumah).
“Ayo Sayang, cicipi sarapanmu.” katanya sambil mengedipkan sebelah matanya. Tanpa pikir panjang, aku yang telah pernah melakukan oral seks langsung menusukkan lidahku ke dalam vaginanya dan menyedotnya dengan penuh nafsu. Aku menghisap vaginanya dan mengeluar-masukkan lidahku di dalam vaginanya. “Aaah.. ehmm.. enak.. Sayang terusin.” desahnya. Klitorisnya kuhisap-hisap, ia semakin menggelinjang dan pantatnya terangkat sedikit, nafasku semakin memburu. Kakinya merangkul kepalaku dan menjepitnya dengan keras, aku nyaris kehabisan nafas. Tangan kananku mencari lubang pantatnya dan memasukkan jari tengahku ke dalamnya dan mengeluar-masukkan di lubang itu. “Ah.. ah.. ah.. oohh.. nikmat sekali Sayang..” ia semakin menggelinjang.
Kira-kira 12 menit lidahku bergerilya di vaginanya, aku turun ke bawah dan mengangkat kakinya. Aku melihat lubang anusnya berwarna kecoklatan dan langsung lidahku bermain di sana dan ia seperti buang air menahan nafas dan lubang pantatnya terbuka sedikit demi sedikit dan memudahkan permainan lidahku di dalam anusnya.
Setelah beberapa saat aku berdiri kemudian membuka pakaianku, ia hanya memandang sampaI aku membuka celana trainingku dan ia melotot tak bekedip melihat penis pusakaku telah berdiri tegap dan menantang.
“Wow.. besar sekali.” gumannya lembut, tapi masih dapat kudengar. Pusakaku ini memang kuakui besar untuk remaja seusiaku, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 6 cm. Ia langsung tengkurap di atas meja makan dan memegang penisku dan langsung mengeluarkan lidahnya.”Ah.. ehmm..” desahku, mulutnya mulai berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya tapi sepertinya kemaluanku terlalu besar untuk bisa muat di dalam mulutnya tapi karena ia tetap berusaha, aku menyentakan pinggulku ke depan, “Ehghhkk..” ia tersedak tapi kemaluanku berhasil masuk, walaupun sedikit sakit karena terkena giginya. Sepertinya mulutnya cuma pas buat ujungnya saja dan tanpaknya ia kepayahan dengan mulutnya tetap berisi kemaluanku. Aku mulai memaju-mundurkan pantatku seolah-olah aku sedang menyetubuhi vaginanya, tapi tiba-tiba ia mencengkeram pahaku dengan kuat. Pandangannya seperti memohon untuk mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan akhirnya aku mengeluarkan dari mulutnya, aku hanya tersenyum melihat ia megap-megap. Setelah kemaluanku keluar dari mulutnya, “Hend.. kamu kasar..” katanya kembali memegang dan mengelus penisku dan aku menggelinjang ketika ia mulai kembali menghisap kepala kemualuanku, “Ah.. enak.. Ma.. Ma..” tanganku memegang rambutnya yang ikal dan tanpa sadar aku mengacak-ngacak rambutnya.
Lalu aku naik ke atas meja makan itu dan melakukan posisi 69 dan aku menyedot kembali vaginanya, belum lama aku menjilati vaginanya yang berbau wangi itu tubuhnya mulai mengejang dan mulutnya berhenti menjilati penisku dan kemudian ia memekik lirih. “Ohh.. ahh.. enakk.. Sayang..” Kemudian dari vaginanya keluar cairan putih. “Ser.. slur.. slur..” Cairan itu banyak sekali dan aku langsung menjilatinya dn menelan sampai habis dan membersihkan tepiannya. Ia mulai lemas dan aku rasanya mulai tak sabar untuk memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya yang sudah mengkilap karena ludah dan maninya.
Aku turun dan menarik kakinya sehingga kedua kakinya terjuntai ke bawah dan aku mengarahkan kemaluanku ke vaginanya. “Yach.. masukkan sekarang Sayang..” nafas mama semakin memburu berartiia kembali bernafsu dan, “Bles.. shh..” penisku yang besar masuk ke dalam vaginanya tanpakesulitan lagi. “Ah.. beh.. shettss..” pekik mamaku merasakan kemaluanku amblas di dalam lembah kenikmatannya. Aku mulai mengocoknya. “Bleb.. bleb..” begitu bunyi ketika aku mulai mengocok kemaluanku dengan penuh semangat. Mama hanya menggigit bibirnya menahan nikmat. Tanganku meremas kedua payudaranya yang menantang itu, putingnya yang besar berwarna coklat tua kuhisap dan meremasnya dengan kuat. “Akh.. ahh.. nikmhhmmat Sayanngg..” sambil memilin keduaputingnya secara bergantian, goyangan pinggulku kupercepat dan bergerak sangat beraturan. Aku naik ke atas dan mencium bibirnya dan memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya dan lidah kami saling memilin dengan bibir saling menghisap. Kemaluanku terasa disedot-sedot oleh diding vaginanya dan terasa dipijit.
“Ma.. ahh.. enak sekali Ma..” aku semakin bersemangat.
“Heendraa.. lebih kencang..” rintihnya memberi semangat kepadaku, aku merasakan kemaluanku disedot dan badannya mulai mengejang kaku, aku tahu pasti ia sudah hampir pada puncaknya, aku mempercepat gerakanku dengan nafas ngos-ngosan dan tiba-tiba ia memekik sambil mencekeram bahuku dengan kuat.
“Ah.. Mama keluuaarr Sayang..” nafasnya turun naik, penisku terasa dijepit kuat sekali dan terasa semburan cairan kental panas yang banyak di sekitar kemaluanku dan sedotannya membuatku merasakan sesuatu pada diriku. Badanku terasa melayang dan “Ah.. ah.. owwhh.. Maammaaku keluar Ma..” teriakku di rumah yang besar ini. Ia malah mendekapku dengan kuat. Kemaluanku mengeluarkan sperma dengan banyak sekali mungkin sampai 7 kali sembur di dalam vaginanya, hingga spermaku memenuhi rahim mamaku, terasa penuh oleh campuran cairan mamaku dan spermaku sendiri.
Sepuluh menit kemudian aku mencabut kemaluanku dan mengelapnya begitu juga badanku yang mengkilat karena keringat. Mama pun bangkit dan kemudian aku berkata, “Wah.. enak sekali sarapan pagi special Ma..” candaku.
“Mau nambah..” kedip mata mamaku.
“Tentu dong, sapa takut..” ujarku meremas lembut dua bukit kembarnya.
Waktu itu pukul 11:30 siang. Kemudian aku bermain lagi dengan mamaku sepuasnya sampai Jermy pulang dan kemudian aku, mama dan Jermy makan siang bersama. Dalam makan siang aku selalu memandang mama seolah aku tidak percaya kalau aku telah melakukan permainan seks dengannya.
Siang itu, Jermy harus pergi praktek di tempat yang ditunjuk sekolah karena itu ia harus pergiselama seminggu.
“Ma.. Jermy akan pergi praktek lapangan kira-kira seminggu.” izin Jermy pada mamanya.
“Yach nggak pa-pa Sayang, khan itu keharusan.. itu khan untuk nilai lapor juga.”
“Hend.. jangan balik dulu ke A yach.. tunggu aku balik dari praktek, baru kamu balik ke A. Kasihan khan mama sendiri, Papa khan baru balik 10 hari lagi.” kata Jermy setengah memohon, karena ia memang sayang pada mama dan takut terjadi apa-apa pada mamanya jika ditinggal sendiri.
“Yach tentu, Jermy.” ujarku tersenyum pada mama dengan penuh arti.
Pukul 03:00 siang Jermy pergi dengan sepeda motornya dan akan kembali minggu depan.
“Ma, apa menu makan malam kita Ma..” tanyaku sambil mencolek pantatnya yang bahenol.
Sejak saat itu hampir setiap waktu hingga Jermy pulang aku melakukannya dengan mama, baik di tempat tidur, kamar mandi, dapur, garasi dan kadang sampai di gudang. Dan paling enak bagiku mungkin di atas meja makan.

ENTOTIN BIBI TIAP HARI

         aku baru saja lulus dari sekolah tinggi dan saya harus tinggal dengan saya bibi (adik dari ibu saya) di ibukota kabupaten. Saya berusia 18 tahun dan suka jogging dan sepak bola. bantuan rajin dan tangan ringan di banyak pekerjaan, tidak banyak bicara dan tinggi badannya di usia muda cukup baik. 170cm, coklat, rambut lurus dan rata-rata nilai rapor delapan. Itulah sebabnya, ibu dan ayah saya kasihani aku
karena orang tua saya tidak mampu untuk mengirim, bibi perawan tua dan 34 tahun, memungutku menjadi murid sekolah anak itu sendiri, dengan harapan, kemudian ketika ia berusia ia bisa naik pada saya dan rumah dan ladang dan kios kecil di kawasan pasar dua pintu tapi bersatu ke tambang. Ibu dan ayah sangat senang dan bahagia.
  Pagi-pagi kami sudah bangun kemudian untuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing dan sarapan. Meskipun tidak menghadiri sekolah ke perguruan tinggi, saya pergi ke pasar untuk membantu penjualan. Di pasaran, Tante sudah sangat terkenal sebagai obat herbal dari sebuah perusahaan grosir. Dari sekian banyak kabupaten lain yang membeli produk obat perusahaan herbal tertua untuk kios.
, Meskipun bibi berusia 34 tahun masih tampak padat dan berisi. Dia selalu mengenakan kebaya pendek, dengan rambut disisir rapi dan roti, dan mengenakan kain batik, syal juga. Sejak kehadiran saya, dia tidak naik motor lagi, karena bibi juga mengkredit sepeda motor Cina untuk kemudian saya pakai ke sekolah. Tante sangat senang, karena saya sangat rajin.
12:00 Aku telah membuka beras dari keranjang dan memasukkannya ke piring dan menyiapkan segalanya, jadi makan siang Bibi dan aku berpakaian untuk menjaga kios melayani pembeli yang tampaknya tidak pernah berakhir. Tidak heran setiap sore, Bibi selalu membawa banyak uang dalam tasnya.
Tante tinggi 156 cm, keriput kecil putih bersih di wajahnya, tapi payudaranya masih bulat dan padat, serta pantat besar dan padat pula. Dia meminta saya untuk membawa sekantong uang dan Tante pembonceng perjalanan ke dan di atas pahanya dia membawa bawaan dalam plastik yang agak lumayan besar. Pada 17:20 (berkisar seperti itu setiap hari secara teratur) kami sampai ke rumah yang tidak memiliki jauh dari pasar.
Tante rumah hanya di pinggiran desa, di tepi bidangnya Yag terpisah baru ditanam oleh orang lain. Hasil akan dibagi menjadi tiga bidang. Dua untuk pekerjaan, satu untuk Tante.
Setelah mandi, Tante bersiap-siap untuk mempersiapkan makan malam kami. Setelah keluar dari kamar mandi, saya kagum dan horny sedikit melihat tubuh bibiku. Mini daster mengenakan sangat tipis dan tanpa bra, terlihat redup, payudara dan kulit puting mulus perut putih. Aku menelan. Gantian aku memasuki kamar mandi.
Sambil menyiapkan makanan, lanjutnya melamun. Entah bagaimana tiba-tiba berpikiran bibi juga tampaknya aneh, terutama setelah melihat saya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada. masih muda, tapi tubuh saya tampak begitu atletik. kita makan bersama-sama di ruang makan di dapur. Tante tampak sengaja menghapus dua kancing atas gaun dan menunjukkan belahan dadanya putih.
Seperti tidak sengaja, dia mengangkang pahanya, sampai dasar pahan tampilan dan aku menyaksikan tanpa berkedip. Setelah makan malam kami melihat dia menggodaku, aku segera mengambil piring kotor, meskipun dilarang oleh Tante.
"Kau rajin dan membantu."
"Dan karena anak-anak, ya harus membantu ibunya. Ibu, kau lelah," Saya mengatakan bahwa tidak lagi memanggil bibinya, tapi ibu,. Tante tersenyum manis. Ketika saya meraih segelas dan tubuhnya dekat dengan Tante, Tante memeluk dan memeluk.
2016 cerita dewasa, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, cerita mesum pada tahun 2016, cerita mesum terbaru, cerita mesum, gairah seks
"Ibu anak itu rajin dan senang ibu," katanya menciumku dan memelukku
"Orang-orang yang menyembah ibu harus diberkati," kata Tante pula saat ia memeluk saya dan menempel buah dadanya di dadaku. Srrrrr ... darah saya berdesir karena patch payudara kenyal besar itu.
acara dangdut di TV kita menonton keduanya. Dan bibi menarikku untuk duduk dekat dengan dia di sofa. Bibi memeluk dan membelai-belaiaku.
"Sebagai seorang ibu, ia berkewajiban untuk menyusui anaknya. Walaupun saya tidak memiliki susu lagi, tapi aku punya menyusuimu, supaya kamu sah menjadi anak saya," kata Tante sambil membelai kepala saya. Aku memejamkan mata dan membelai rambutku dengan mengumbar. Tante dasternya melepaskan semua tombol dan menarik payudaranya.
"Anda perlu netek, dan Anda sah adalah anak saya," kata Tante menyodorkan payudaranya ke mulutku.
Dengan dada gemuruh, saya meletakkan kepala di paha dan Tante Tante menyodorkan payudaranya ke mulutku sambil membelai rambutku. Dada Tante juga bergemuruh keras. Tante mengarahkan bagaimana menghisap payudara dan bermain dengan lidah pada payudaranya. Dipisahkan dari satu payudara, pindah ke payudara lainnya.
"Ikhhhh ... ibu anak itu cerdas. Saya berharap Anda untuk tetap sehat dan menjadi seorang ibu naik kemudian hidup," Bibi berbisik ke telinga saya.
Tapi napas napas saya berbisik di telinga Tante membua saya lebih cemas dan rambutnya jadi merinding.
Saya Tante tangan mengelus dada telanjang dan telapak tangan Tante sengaja mengejek payudara puting saya. Aku sudah tidak dapat mengendalikan diri. Aku memeluk bibi dan berikutnya lain untuk meremas payudara. Aku membuka daster off semua tombol sambil terus mengisap bibi dan bibi membantu, sampai Tante tetap memakai CD saja.
Tantepun memiliki napas yang tidak teratur lagi, kemudian melepas celana pendek berkaret bersama CD yang ada di balik celana pendek, membuat saya sudah telanjang. Aku terus menggosok payudara bibi, dan bibi perlahan melepaskan CD-nya pula sampai dia telanjang, tangannya dengan cepat meraih suara controle terpencil turun TV.dituntunnya saya untuk duduk menghadap dia di lantai, kemudian Tante mengangkang kaki, kemudian menarik kepala saya pertemuan ke dalam vagina. Aku melihat vaginanya ditutupi dengan rambut tumbuh keluar daerah Tante keriting di bawah pusar. Sementara bibir vagina tampak seperti garis hitam. Ohh kecantikan .. penisku sudah tegang ia sudah.
"Meskipun Anda belum pernah lahir, mari kita lahir kira. Anda lahir tanpa pakaian juga," bisik Bibi.
Dirapatkannya mulut untuk vaginanya dan ia diminta untuk menjilat vaginanya.
"Di tempat lahir Anda, karena Anda tidak bisa lagi masuk ke perut saya, kemudian membiarkan sentuhan lidah Anda itu ...." Kata Ms.
Saya mulai bermain jari-jari saya menyentuh bulu bibir vagina terbuka dan ciuman dan jilatan .. biarkan kujilat-bit bau tapi rasanya enaakk sekali .. terus kujilat-jilat sampai tubuh puas .. tante merasa berkedut sedikit .. tapi aku tidak akuu peduli lagi .. takk tahann lagii., tengah dan bagian atas vagina vagina bukan daging agak keras seperti kacang-kacangan dan kujilati itu
"Trus ya pas bahwa Anda Isep" hisap langsung dan mengenal saya tahu saya merasa sesuatu yang sedikit basah dan bau aneh. ia tampak menggelengkan kepalanya dan mulai gemetar pantatnya terlalu .. Cairan yang keluar dari vaginanya lebih dan lebih dan lebih licin .. .. Tante turun ke karpet dan datar pada dirinya, kemudian menarik saya di atas dia dan dipandu penisku menyusup ke dalam liang vaginanya.
"Huuuhhhh ..." Saya sangat merasa penis memasuki vagina Tante
Secara naluriah saya mulai gemetar penisku di liang dan Tante Tante merespon dengan menyumbangkan bergoyang. Tak lama, kami juga memeluk erat dengan sama-sama napas memburu dan bibi memeluk saya kuat dan menbelit tubuhnya dengan kakinya, kemudian Tante mendesah ...
"Anak saya .... Sirami lihatlah ibumu sayang, sebagai tanda lahir. Hayooo ...."
Saya merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku semakin keras .. Aku mengocok penisku di helm kepalaku vaginanya..aku merasa agak panas dan sret-sret .. ada sesuatu yang keluar dari penisku .. Crot Crot I merasa baik benar-benar .. saya tekan ayam keras di dalam vaginanya .. dan bibi telah mencapai orgasme dan penisku mulai menjadi lunak .. dan saya ter berbaring di sampingnya dan dia tampak tertawa .. lemas di sampingku.
"Hayo cepat bangun, bangun sudah kesiangan ... ... bangunnn ..." Bibi membangunkan saya.
Matahari telah menyelinap keluar dari kisi-kisi jendela. Dan aku terbangun. Ketika saya membuka mata saya, yang pertama saya lihat Tante masih telanjang. Ketika ia melihat, dia juga telanjang.
Bibi mengenakan gaun berpakaian, tanpa Bra CD dan kemudian dia meninggalkan ruangan dan terus ke kamar mandi. Ketika keluar dari kamar ia setengah berteriak, cepat bangun membiarkan mandi, lalu bergegas ke pelanggan kami di rumah. Aku bangkit dan telanjang dan langsung ke kamar mandi.
Ketika ia pergi ke kamar mandi yang pintunya tidak ditutup, itu beberape kali semprotan air untuk mendinginkan tubuh Tante dan air memercik ke tubuh saya. Dingin.
"Ayo dekat, Mari ibu mandi Anda. Dasar mandi malas Anda ..." kata Tante seperti mengatakan kepada anak-anak berusia 4 tahun dengan manja. Saya senang diperlakukan seperti itu. Saya jongkok dan kemudian disiram dengan air dingin dari atas kepalanya. Disabuni sabun mandi wangi, kemudian Tante penyiraman dan menyabuni tubuhnya sendiri. Kami berdua di kamar mandi telanjang, dan kemudian dikeringkan dirinya dengan handuk. Pokoknya kami berdua memasuki ruangan dan ganti.
"Kami hanya membeli sarapan di pasar. Ayo, kata Ms saya cepat berpakaian dan disisir, dan kemudian hidupkan motor Cina memanaskan mesin, sementara Tante mengenakan kebaya dan kain batik. Tentu saja tidak tergesa-gesa.
Benar saja, Kios belum dibuka, pelanggan sudah menunggu ramai, karena Tante adalah yang terbesar di kios kabupaten yang menjual lengkap herbal. Sebuah mobil y ang membawa obat herbal dari ibukota provinsi juga sudah menunggu. Aku membuka kios sementara menyusuni yang penting diatur, Tante mulai melayani pembeli mobil pesanan pembawa herbal, harus menunggu.
"Mengapa begitu lama hari ini?" Salah satu pelanggan seoprang menemukan menunggu lama memberikan teguran lembut, teguran meskipun disampaikan dengan senyum manis.
"Kayak pengantin baru menulis," nyeletuk lain.
"Iya tuh .. Ini wajah cerah hari ini, seperti remaja Tinting yang hanya pacar," lain menimpali pelanggan. Meskipun Tante wajah memerah, ia tersenyum.
"Sabar ... sabar ..." itu yang keluar dari mulutnya.
Apakah jawabannya adalah tidak ada relevansinya dengan mengoceh pelangannya ia sendiri tahu bisbol. Setelah mempersiapkan penting, saya membeli sarapan di kedai tidak jauh dari tempat sarapan kami sendiri, maka pak dai dibawa ke Tante, ibunya.
"Siapa ini?" Tanya salah satu pelanggan yang sedikit kagum pada ketangkasan saya juga
"Pembantu dapat dari?" Tanya yang lain.
"Jika Anda mengatakan tidak akan sia-sia. Itu anak saya ...." bentak bibinya dengan tatapan tajam. Pelanggan telah tersentak bentakannya. Tapi ada satu pelanggan yang usil dan berkata,
"Saya mengerti, ibu tidak pernah menikah, tiba-tiba punya anak?" Tante semakin sengit.
"Soal menikah atau tidak, itu urusan saya. Tapi yang jelas mulai tiga hari yang lalu, ia adalah anak saya. Mengerti?" Bentaknya.
cerita seks tahun 2016, cerita seks terbaru, cerita seks, cerita seks tahun 2016, cerita seks terbaru, cerita seks, gairah seks
Semua diam. Mereka sadar, pada masalah anak, kita tidak layak menyebutkan itu. Setelah semuanya kembali ke cair, bibi mengatakan satu pelanggan adalah yang tertua dan telah dekat dengannya, siapa saya. Saya adalah anak dari adiknya dan telah diserahkan kepadanya sebagai miliknya.
Wanita tua menggelengkan Tante sementara mengucapkan selamat, dapat menjadi anak yang sholeh. akujuga disambut dan dicium oleh wanita tua. lain palanggan yang awalnya ingin iseng, datang menyapa dengan ucapan selamat. Wanita itu telah menyarankan bahwa pesta itu dibuat kecil sehingga semua orang tahu, Tante sudah memiliki anak yang tampan. Semua setuju dan bahkan Bibi langsyung bicara jika minggu depan itu diimplementasikan. Pada saat itu Bibi mengundang kami semua. Ibu tua itu menngumbar mengatakan,
"Lihat ... rupanya sudah direncanakan untuk minggu berikutnya pesta kecil dan dia akan mengajak kita semua. Oleh karena itu, kita tidak seharusnya menjadi asal dari jalan," katanya.
pelanggan lain yang meminta maaf atas kelancangan kami. Dan minggu berikutnya, acara yang digelar pesta, tetangga semua diundang dan pelanggan juga. Setelah acara pesta saya dan Bibi kelelahan. Kami tertidur cepat. Hanya satu malam saya tidur di kamarnya yang telah disediakan. Setelah itu, kami tidak pernah tidur di karvet kesiangan, maka dan jadi kami tidur di ruang Tante.
Begitu pintu tertutup, Tante pakaiannya sampai telanjang dan meletakkan gaun berpakaian pada paku di sisi tempat tidur. Aku juga, dan kami masuk ke selimut. Di antara kita ada yang pernah keluar dari kata-kata malam ini kami bermain yuk atau kata-kata. Kedua bahasa tubuh kita sendiri untuk memahami satu sama lain.
Aku membuka mulut selimut sedikit dan segera mengisap payudara bibi dan sebelah tangannya membelai bulu vaginanya bibi yang selalu terawat. Ketika itu juga terasa sedikit lelah meskipun Tante wajah untuk memberinya jawaban, kita membelai satu sama lain, merangkul dan melepaskan kesenangan kita dengan semangat luar biasa.
Semua orang kagum pada bibi anak baru saja tampan dan lebih gagah dengan pakaian rapi seperti Tante, dan bantuan rajin. Tidak sia-sia Tante mendapatkan anak seperti saya yang rajin dan sopan. Tante juga bangga ketika orang-orang memujinya. Terutama warga desa yang tahu siapa aku dan aku tahu siapa orang tua, kami menghargai keberadaan saya.
kisah kotor, setahun sudah aku dengan Tante. Aku lebih tampan, perunggu matahari tidak lagi, makan secara teratur dan pakaian yang baik, selaras dengan tubuh. Saya sekarang terlihat lebih tinggi dan berotot. satu hari karena ada acara di kampus saya tidak bisa memilih bibi ke pasar. Aku sampai di rumah pukul 3 sore mengapa bibi belum pulang Aku segera meminta tetangga mengatakan kecelakaan bibi dan pasien rawat inap di kotaku.aku tiba di sana sekitar satu 4sore jam langsung bertemu bibi dia masih tak sadarkan diri. Ibu kuhububgi langsung memberitahukan bahwa kecelakaan bibi. Sekitar pukul 6 sore malam ibuku datang tanpa ayah.
"Kenapa bu mana ayah?"
"Ayahmu berjalan kota sehingga dia tidak bisa datang, bagaimana keadaan bibi?"
"Sudah sadar bu tapi masih tidak diizinkan dijenguk".
Sex Kisah Para Rasul, kami juga bergantian dalam menjaga tante.kalau pagi saya pergi ke pasar malam sedangkan jika saya sedang menunggu. sementara ibu saya pergi ke bibi saya tidak pergi ke perguruan tinggi karena lebih banyak uang mementingkancari untuk menyembuhkan bibi. sekitar 2 hari setelah bibi telah pindah rawat inap diruang sekitar malam jam 8malam saya mengucapkan selamat tinggal kepada Bibi saya akan mengambil pakaian kami karena pakaian tinggal sedikit kemudian aku kembali lagi di sini.
"Anak baik pertama Anda menulis kembali lalu bagaimana toko?"
"Saya menunggu"
"Lha kuliah lalu apa?"
"Tidak papa ibu penting cepat sembuh sehingga kita dapat dua bersama-sama lagi."
Cerita dewasa, Lalu aku sampai di rumah sekitar pukul 10 karena saya punya kunci cadangan sehingga saya bisa masuk. Ketika saya melihat di depan tv ada ibu-ibu yang sedang tidur dengan hanya menggunakan daster tanpa cd dan bh mungkin karena mereka merasa tidak ada satu di rumah

Ngentot MAMA dan TANTE

                   Pagi itu ketika aku aku sedang santai dirumah karena libur kuliah tiba-tiba aku mendapatkan telpon dari tanteku Ulfa untuk menemaninya dirumahnya karena suaminya sedang ada dinas luar kota dan harus menginap beberapa hari. Karena pada pagi itu aku sedang duduk santai dengan mamah, aku lalu mengajak mamah untuk sekalian tidur dirumah tante Ulfa. Dan akhirnya mamah pun setuju dan sore harinya aku dan mamahku langsung berangkat menuju rumah tante Ulfa.
Namaku Vian, aku berumur 22 tahun, dan tanteku Ulfa adalah adik kandung dari papahku. Tante Ulfa sendiri memiliki wajah yang lumayan cantik dengan bodi tubuhnya yang sangat menggoda. Umurnya belum terlalu tua siih, sekitar 36 tahunan, namun bodinya gak kalah dengan cewek-cewek kuliahan jaman sekarang. Lanjut lagi ceritanya, setelah aku sampai dirumah tanteku dengan mamahku, aku disambut dengan pemandangan yang sangat menggoda sekali, dengan pakaian yang dikenakan tanteku sungguh sangat menggoda.
Dengan celana ¾ yang dikenakannya yang berbahan legging sangat membuatku nafsu, ditambah dengan kaos ketat yang tanpa lengan sangat membuatku ingin sekali meremas payudaranya yang berukuran kira-kira 36B itu. Arrrrgghh…aku hanya bisa menelan ludah melihat pemandangan tersebut.
Setelah kami masuk rumah tante, Aku diam di rumah bersama mama dan tante Ulfa. Sore itu, sekitar jam 4 sore, kulihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dari kamar mandi memakai handuk menutupi dada dan setengah pahanya yang putih mulus. Mama berusia 40 tahun, Sangat cantik.
Saat itu entah secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat buah dada mama walau tidak terlalu besar tapi masih bagus bentuknya. Yang terutama jadi perhatian aku adalah memek mama yang dihiasi bulu hitam tidak terlalu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin merawatnya.
Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sedang memperhatikannya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi. Aku dekati pintu, lalu aku intip dari lubang kunci. Terlihat mama sedang membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat menggairahkan. Terutama memek mama yang aku fokuskan.
Secara otomatis tangan aku meraba penis dari luar celana, lalu meremasnya pelan-pelan sambil menikmati keindahan tubuh merangsang mama. Karena sudah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil membayangkan menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku orgasme.
Sore harinya, waktu aku sedang tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.
“Vian..!” panggil mama.
“Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.
“Ada apa, Ma?” tanya aku.
“Pijitin badan mama, Vian. Pegal rasanya…” kata mama sambil tengkurap.
“Iya, Ma…” jawab aku.
Waktu itu mama memakai daster. Aku mulai memijit kaki mama dari betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku. Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama.
“Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.
“Emang kamu mau mijitan apa aja, Vian?” tanya mama.
“Seluruh badan mama,” jawab aku.
“Ya sudah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangkit, lalu melepas dasternya tanpa ragu.
“Ayo lanjutkan, Vian!” kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.
“Mama tidak malu buka baju depan Vian?” tanya aku.
“Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.
Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat adalah mengusap agak keras. Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang memakai celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.
“Kok dilewat sih, Vian?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.
“Mm.. Vian takut mama marah…” jawab aku.
“Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.
Karena sudah mendapat angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dari luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. penis aku sudah mulai mengeras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku. Karena birahi aku sudah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.
Jari tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jari aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jari tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam. Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jari aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.
Karena sudah basah, aku nekad masukkan jari aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai bergoyang agak cepat.
“Vian, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.
“Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.
“Vian tidak tahan menahan nafsu…” kataku lagi.
“Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.
“Sini berbaring dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.
“Sini berbaring Vian,” ujar mama lagi.
“Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.
“Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemudian aku berbaring di samping mama.
Mama menatapku sambil membelai rambut aku.
“Kenapa bernafsu dengan mama, Vian,” tanya mama lembut.
“Mama marahkah?” tanya aku.
“Mama tidak marah, Vian.. Jawablah jujur,” ujar mama.
“Melihat tubuh mama, Vian tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.
“Berarti anak mama sudah mulai dewasa,” kata mama.
“Kamu benar-benar mau sayang?” tanya mama.
“Maksud mama?” tanya aku.
“Dua jam lagi Papa kamu pulang…” hanya itu yang keluar dari mulut mama sambil tangannya meraba penis aku dari luar celana.
Aku kaget sekaligus senang. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami berciuman mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.
“Buka pakaian kamu, Vian,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.
Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sedangkan aku tetap berdiri.
“penis kamu besar, Vian…” kata mama sambil meraih penis aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.
“Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, sayang?” tanya mama.
Sambil menikmati enaknya dikocok penis aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, entah apa artinya.
Lalu mama menarik pantat aku hingga penis aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati penis aku mulai dari batang sampai ke kepalanya. Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan penisku ke mulutnya. Hisapan dan permainan lidah mama sangat pandai. Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hisapannya, tapi tangannya tetap mengocok penisku perlahan.
“Enak sayang?” tanya mama sambil menengadah menatapku.
“Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.
“Sini sayang. penismu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menarik tanganku.
Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pahanya. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan penisku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing penisku ke lubang memeknya.
“Ayo, Vian.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.
Aku tekan penisku. Lalu terasa kepala penisku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu batang penisku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang entah bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan penisku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.
“Enak, Vian?” tanya mama.
“Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan penis aku.
“Kenapa mama mau melakukan ini dengan Vian?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama kelihatan berkaca-kaca.
“Karena mama sayang kamu, Vian…” jawab mama.
“Sangat sayang…” lanjutnya.
“Lagipula saat ini mama memang sedang ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.
Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan penis aku menyetubuhi mama.
“Vian juga sangat sayang mama…” ujarku.
“Ohh.. Vian.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.
“Mama mau keluar…” desah mama lagi.
Tak lama kurasakan tubuh mama mengejang lalu memeluk aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..
“Ohh.. Enak sayangg…” desah mama lagi ketika dia mencapai orgasme.
Aku terus menggenjot penisku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dari penis aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..
“Ma, Vian gak tahann…” ujarku sambil memeluk tubuh mama lalu menekan penisku lebih dalam ke memek mama.
“Keluarin sayang…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.
“Keluarin di dalam aja sayang biar enak…” bisik mama mesra.
Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.
“Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.
“Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.
“Lekas berpakaian, Papa kamu sebentar lagi pulang!” kata mama.
Lalu kamipun segera berpakaian. Setengah jam kemudian Papa pulang. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.
Malam harinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa sudah tidur, aku dan tante Ulfa masih nonton TV. Tante Ulfa memakai kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena sudah biasa melihat seperti itu.
Tiba-tiba tante Ulfa bertanya sesuatu yang mengejutkan aku.
”ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya tante Ulfa.
“Hayo, ngapain..?” tanya tante Ulfa lagi sambil tersenyum.
“Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.
“Kok lama amat. Sampe lebih dari satu jam,” tanyanya lagi.
“Curigaan amat sih, tante?” kataku sambil tersenyum.
“Tante hanya merasa aneh saja waktu tante denger ada suara-suara yang gimanaa gitu…” ujar tante Ulfa sambil tersenyum.
“Kayak suara yang lagi enak…” ujar tante Ulfa lagi.
“Udah ah.. Kok ngomongnya ngaco ah…” ujarku sambil bangkit.
“Maaf dong, Vian. Tante becanda kok…” ujar tante Ulfa.
“Kamu mau kemana?” tanya tante Ulfa.
“Mau tidur,” jawabku pendek.
“Temenein tante dong, Vian,” pinta tante.
Aku kembali duduk dikursi di samping tante Ulfa.
“Ada apa sih tante?” tanyaku.
“Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab tante Ulfa.
“Kamu sudah punya pacar, Vian?” tanya tante Ulfa.
“Belum tante. Kenapa?” aku balik bertanya.
“Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum punya pacar?” tanya tante lagi.
“Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.
“Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Vian?” tanya tante Ulfa pelan sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.
Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.
“Ni tante lagi horny kayaknya…” pikir aku.
Tanpa banyak kata, aku cium bibir tante Ulfa. Tante Ulfapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono tante Ulfa. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas buah dadanya dengan mesra sambil ujung jari aku memainkan puting susunya.
“Mmhh..”
Suara tante Ulfa mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman. Tangan tante Ulfapun tidak diam. Tangannya meremas penisku dari luar celana kolorku. penisku langsung tegang.
“Vian, pindah ke kamar tante, yuk?” pinta tante Ulfa.
“Iya tante…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar tante Ulfa.
Setiba di kamar, tante Ulfa dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta celana dalamnya. Akupun segera melepas semua pakaian di tubuh aku.
“Ayo Vian, tante sudah gak tahan…” ujar tante Ulfa sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.
Aku segera menindih tubuh telanjang tante Ulfa. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke buah dadanya. Aku jilat dan hisap puting susu tante Ulfa sambil meremas buah dada yang satu lagi.
“Ohh.. Mmhh.. Viann.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah tante Ulfa sambil tangannya memegang kepala aku.
Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, tante Ulfa segera melebarkan kakinya mengangkang. memek tante Ulfa bersih tidak berbau. Bulunya hanya sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek tante Ulfa terutama bagian kelentitnya.
“Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus sayang…” desah tante Ulfa sambil badannya mengejang menahan nikmat.
Tak berapa lama tiba-tiba tante Ulfa mengepitkan kedua pahanya menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.
“Oh, Vian.. Tante keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah tante Ulfa.
Aku bangkit, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek tante Ulfa, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. Tante Ulfa langsung membalas ciumanku dengan mesra.
“Isep dong penis Vian, tante…” pintaku.
Tante Ulfa mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah tante Ulfa dan ku sodorkan penisku ke mulutnya. Tante Ulfa langsung menghisap dan menjilati penisku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghisap dan menjilat penisnya lebih pintar dari mama.
“Udah tante, Vian udah pengen setubuhi tante…” kataku.
Tante Ulfa melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan penis aku ke memeknya.
“Ayo, Vian.. Tante sudah tidak tahan…” bisik tante Ulfa.
Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. penisku keluar masuk memek tante Ulfa.
“Vian kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kenikmatan…” kata tante ditengah-tengah persetubuhan kami.
“Ah, biasa saja, tante…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.
Selang beberapa lama, tiba-tiba tante Ulfa mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.
“Vian, terus setubuhi tante.. Mmhh.. Ohh.. Tante mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.
Tak lama tubuhnya mengejang. Pahanya erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa penisku di memeknya.
“Tente udah keluar, sayang…” bisik tante Ulfa.
“Kamu hebat.. Kuat…” ujar tante Ulfa.
“Terus setubuhi tante, Vian.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.
Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera orgasme. Kupertcepat gerakanku.
“Vian mau keluar, Tante…” kataku.
“Jangan keluarkan di dalam, sayang…” pinta tante Ulfa.
“Cabut dulu…” ujar tante Ulfa.
“Sini tante isepin…” katanya lagi.
Aku cabut penisku dari memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. Tante Ulfa lalu menghisap penisku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut tante Ulfa banyak sekali. Aku tekan penisku lebih dalam ke dalam mulut tante Ulfa. Tante Ulfa dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok penisku. Lalu dia menjilati penisku untuk membersihkan sisa air mani di penisku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan tante Ulfa.
Aku segera berpakaian. Tante Ulfa juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan celana dalam.
“Kamu hebat, Vian.. Kamu bisa memuaskan tante,” ujar tante Ulfa.
“Kalo tante butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya tante sambil memeluk aku.
“Kapan saja tante mau, Vian pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.
“Terima kasih, sayang,” ujar tante Ulfa.
“Vian kembali ke kamar ya, tante? Mau tidur,” kataku.
“Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas penisku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.
Besoknya, setelah Papa pergi ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.
“Vian, semalam kamu ngapain di kamar tante Ulfa sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.
Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum. Sambil mencium pipiku, mama berkata, “Jangan sampai yang lain tahu ya, Vian. Mama akan jaga rahasia kalian. Kamu suka tante kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.
“Iya, Ma.. Vian suka tante Ulfa,” jawabku.
“Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kalian…” ujar mama.
“Kalian hati-hatilah…” ujar mama lagi.
“Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.
“Karena mama pikir kamu sudah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.
“Terima kasih ya, Ma…” kataku.
“Vian sayang mama,” kataku lagi.
“Vian, tante dan Papa kamu sedang keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.
“Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.
“Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap penisku.
“Vian akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.
“Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..
Sejak saat itu hingga saat ini aku menikah dan punya 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan tante Ulfa dan Mama kalau ada kesempatan. Walau sudah agak berumur tapi kecantikan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menarik. Baik itu di rumah tante Ulfa kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di hotel.
TAMAT