Titis anak tertua dari 2 bersaudara, ia lahir dari keluarga yg
sederhana pasangan Lukman (50) dan Hazizah (42). Bapak seorang
wiraswasta sedangkan ibunnya PNS di kota Banten. Titis menikah diusianya
yg masih belia yakni 19 tahun, tamat dari SMA ia langsung dinikahkan
Karena kepergok oleh ibunya saat ngesex dgn pacarnya dirumah mereka.
Ketika itu ibunya sangat marah dan memanggil keluarga sang pacar untuk
mempertanggung jawabkan perbuatan anak mereka. Dan akhirnya kedua belah
pihak sepakat menikahi keduanya setelah mereka tamat dari bangku sekolah
SMA.
| Meskipun mereka berdua masih labil, setelah menikah keduannya hidup
bahagia, mertuanya memberikan mereka sebuah tempat tinggal yg cukup
besar. Sehingga semakin lengkaplah kebahagiaan mereka berdua. 7 bulan
usia pernikahan Titispun hamil. Orang tua mrk sangat senang dgn
kehamilan Titis. Tampaknya mereka sdh tdk sabaran ingin punya cucu.
Namun kebahagian itu sedikit terganggu ketika sang suami dipindah
kerjakan kekota lain. Dgn berat hati Titis terpaksa merelakan kepergian
sang suami tercinta.
“Aku tdk bisa jauh darimu mas … aku takut aku tak berani tinggal disini sendirian” ucapnya ketika itu.
“Mas akan sering pulang sayang … tak usah khawatir, jika kamu takut
sendiri dirumah, kamu bisa tinggal dirumah ibu untuk sementara menjelang
mas pulang” jawab suaminya ketika itu.
| Akhirnya titis hanya bisa pasrah ketika itu, dan merelakan kepergian
sang suami. Masih terasa belum hilang capek saat pelaksanaan pesta
pernikahan mereka 7 bulan lalu, sekarang ia sdh harus berpisah dgn sang
suami tercinta terasa begitu berat baginya. 2 bulan sdh semenjak
suaminya di mutasi, selama itu pula Titis tinggal bersama orang tuanya.
Ia memang lebih memilih kembali kerumah orang tuanya. Sendirian dirumah
kadang ia merasa kesepian dan takut terutama malam hari. Apalagi dlm
kondisinya yg lagi hamil muda. Kedua orang tuanyapun jg senang dgn
kehadirannya ditengah-tengah mereka.
| Keberadaannya cukup menghibur kedua orang tuanya. Karna memang
semenjak adiknya memutuskan untuk kuliah di Bandung, rumah besar itu
hanya ditempati berdua oleh Bapak dan ibunya. Namun ia kacewa dgn
suaminya, semenjak pergi ia merasa pehatian sang suami begitu kurang
kepadanya. Pada mulanya memang sering memberi kabar dan menanyakan
kabarnya, namun makin hari semakin berkurang. Ditelpon jarang diangkat
di smspun kadang tak dibalaz alasannya lagi sibuk kerja. Janjinya untuk
selalu mengunjunginyapun hanya tinggal janji. Hingga tak jarang ia
menangis dlm kesendiriannya.
, Malam itu hujan turun
rintik-rintik, sesekali terlihat kilat berpijar menerangi kegelapan
malam. Lukman terjaga dari tidurnya. AC kamar yg mati membuatnya terasa
gerah. Sementara disampingnya dilihatnya istrinya sudah tertidur pulas.
Ia menggapai remot AC yg tergeletak tak jauh darinya, lalu
menghidupkannya. Ia berniat untuk meneruskan tidurnya, namun kantong
kemihnya terasa penuh. Membuatnya memutuskan untuk kekamar mandi.
Setelah buang air kecil Lukman memeriksa jendela rumahnya jika ada yg
lupa dikunci. Saat melewati kamar putrinya,* ia melihat pintu kamar
sedikit terbuka. Dari celah pintu yg terbuka keluar cahaya terang
pertanda lampu kamar masih hidup. Penasaran Lukman lalu mendekati kamar
putrinya tersebut dan mengintip nya. Ia kaget melihat sang putri
terbaring dikasur. Kedua kakinya terbuka sementara dasternya tersingkap.
Sehingga CDnya yg berwarna merah terlihat dgn jelas.
Buah Dadanya bergerak naik turun dgn teratur mengikuti alur napasnya.
Tak jauh darinya tergeletak ponsel Anroid miliknya. Lukman
memperkirakan Titis tertidur ketika sedang asik dgn anroidnya. Pikiran
jorok seketika muncul diotaknya. Matanya melotot mengeraygi tubuh Titis.
Selangkangan yg tersingkap tak lepas dari tatapannya. Gairahnya
terpancing seketika. penis menegang.
Sebenarnya Lukman adalah seorang Bapak yg baik. Ia memiliki 2 orang
putri yg cantik dan sexy lagi, kedua putrinya begitu manja padanya.
Namun selama ini tak pernah terbersit pikiran jorok dihatinya terhadap
mereka. Entah mengapa malam itu ia bisa teransang melihat pakaian Titis
yg tersingkap. Ia lalu masuk mendekati tubuh Titis. Dari jarak yg begitu
dekat ia bisa melihat keindahan tubuhnya dgn jelas. Kerongkongannya
bergerak turun naik karna birahi. Matanya tak terbesit menatap
selangkangan Titis yg tersingkap.nonoknya yg tambem tercetak jelas dari
balik CD nya membentuk garis lurus pada belahannya. Cukup lama ia
menatapnya, lalu ia mendekatkan wajahnya keselangkangan Titis dan
menciuminya berulang kali. Menghirupnya dlm-dlm.
“Ooooohh harum sekali ” pikirnya. Ia semakin nekat.
Pelan-pelan disingkapnya CD Titis ke atas sehingga nonoknya yg tembem
itu terlihat dgn jelas. Penuh gairah diciuminya, lidahnya menyapu
belahannya dan menghisap-hisapnya dgn penuh gairah. Namun Titis
tiba-tiba terbagun ketika merasakan ada sentuhan di liang kewanitaannya,
membuat ia cepat-cepat merunduk dibalik ranjang agar tak terlihat
olehnya. Tak melihat sesuatu yg mengganggunya Titispun meneruskan
tidurnya. Khawatir sang putri keburu bangun, ia lalu mengocok penisnya
tepat diatas selangkangnya yg tersingkap. Begitu spermanya akan keluar
ia lalu mengarahkan ke celah nonoknya.
“Ooooogghhhhhhhh… mmmmppphhhhhhnakkkk” erangnya lirih.
Spermanya menyemprot dibelahan nonok Titis. Lalu mengalir membasahi
seprai. Ia tersenyum puas dan buru-buru kembali kekamarnya. Semenjak
kejadian itu Lukman selalu bernapsu melihat putri kandungnya tersebut.
Diam-diam ia mengintip ketikanya lagi mandi dan tak jarang ia merabanya
saat tidur.
Memasuki minggu kedua, Titis mulai merasakan keganjilan dari sikap
Bapaknya. Sering ia dapati sang Bapak menatap tubuhnya, terutama saat ia
berpakaian sexy. Matanya seperti ingin menelanjangi tubuhnya membuatnya
risih. Ketika mandipun ia merasa ada yg mengawasi. Namun yg paling tak
ia mengerti beberapa kali saat bangun tidur ia menemukan seperti bercak
sperma di CDnya.
Sperma siapa?, Apakah ia bermimpi, tp bercak itu begitu banyak tak
mungkin itu cairan kewanitaannya. Sejujurnya semenjak ditinggal
suaminya, Ia memang merasa sangat dingin dan kesepian. Ia merindukan
sentuhan seorang laki-laki sebagai tempat pelampiasan nafsu birahinya.
Tak diperhatikan suaminya membuatnya kadang berpikir untuk selingkuh.
Namun meskipun begitu ia tak pernah mimpi basah apalagi masturbasi. Pagi
itu saat tinggal berdua bersama Bapaknya dirumah, ia berniat untuk
mandi. Dikamar mandi ia melucuti pakaiannya. Lalu menyirami tubuhnya dan
menyabuninya. Saat itulah ia melihat sepasang mata mengawasinya dari
celah pintu. Ia terkejut dan cepat-cepat menyudahi mandinya lalu kembali
kekamarnya.
Dikamar ia termenung memikirkan peristiwa yg baru dialaminya
tersebut. ” pasti orang itu sdh melihat sekujur tubuhku, siapa bangsat
itu?” Pikirnya. Namun begitu mengingat hanya berdua bersama Bapaknya
dirumah dadanya terasa berdebar-debar. “Apakah Bapak yg mengintipku?,
tak mungkin Bapak sebejat itu” pikirnya. Ia merasa jengah bila mengingat
sang Bapak melihatnya dlm keadaan bugil.
Suatu malam ia terbagun ketika mendengar suara berisik dari kamar
kedua orang tuanya. Penasaran iapun mencoba mengintipnya. Ia kaget
begitu melihat pergumulan kedua orang tuanya. sang Bapak menindih tubuh
ibunya. Penisnya bergerak keluar masuk diliang nonok ibunya. Sebagai
perempuan yg telah bersuami hal itu sebenarnya sdh tak asing baginnya.
Namun ukuran penis Bapaknya yg begitu besar dan pajang membuatnya
benar-benar terpukau. Penis Lukman memang besar dan panjang, 2 kali
lipat bila dibandingkan milik suaminya. Nonok ibunya terlihat
termonyong-monyong menerima tusukan penis Bapaknya. Pinggulnya terus
bergerak naik turun secara teratur, sementara sang ibu mengimbangi dgn
memutar-mutar pinggulnya kekiri dan kekanan. Sehingga menumbukan
bunyi-bunyi menggairahkan.
Sementara dari mulut keduanya terdengar rintihan rintihan kenikmatan.
Lama tak disentuh laki-laki membuat Titis teransang melihat pergumulan
kedua orang tuanya tersebut. Dadanya terasa sesak, puting susunya
berkedut-kedut dan nonoknya terasa gatal. Tanpa disadarinya ia
mengelus-elus klitorisnya sendiri. Terbayang olehnya penis sang Bapak yg
besar dan panjang keluar masuk dinonoknya. Tengguknya terasa merinding.
” Oooohhhhh paakkkkkk… penis Bapakkk enak banget, kocok yg kuat paakkkkkk” racau ibunya.
Bapaknya semakin mempercepat kocokanya, penisnya mengobrak-abrik
liang nonok ibunya yg becek. Lalu keduanya saling bertukar posisi,
ibunya menaiki sang Bapak dan mengoyang pinggulnya naik turun, kadang
berputar kekiri dan kanan. Sementara Bapaknya berbaring dikasur
meremas-remas Buah Dada ibunya. Cukup lama keduanya bersetubuh. Tubuh
keduanya terlihat mengkilap berkeringat. Hingga akhirnya ibu mengerang
keras, tubuhnya menengang dan akhirnya terkapar mendapati orgaismenya.
Titis benar-benar sdh teransang, penis sang Bapak benar-benar
memukaunya. tenggorokannya bergerak turun naik karna birahi. Ia mulai
berhayal untuk bersetubuh denganya. Sementara dikamar Lukman kembali
menaiki tubuh sang istri dan memompa penisnya dgn cepat. 15 menit
berserang ia melepaskan spermanya dirahim istrinya. Lalu ia terkulai
disampingnya. Titis bergegas kembali kekamarnya. Lalu mengambil air
putih dan meneguknya. Ia menghempaskan tubuhnya dikasur dadanya bergerak
turun naik. Tangannya menyelinap ke balik celana dlmnya dan
mengelus-elus nonoknya yg telah basah.
Semenjak tak sengaja menyaksikan pergumulan kedua orang tuanya
beberapa waktu lalu. Titis merasa ada sedikit kelainan pada dirinya, Ia
merasa birahi pada Bapaknya. Penisnya yg besar dan panjang membuatnya
susah tidur. Sering ia berhayal bercinta dgn Bapak kandungnya tersebut.
Jika sebelumnya ia risih dgn tatapan nakal Bapaknya. Namun kini ia malah
sengaja mencari perhatiannya. Ia sengaja berpakaian sexy didepan
bapaknya. Tak jarang ia duduk seenaknya sehingga CDnya terlihat oleh
Bapaknya. Ada kepuasan tersendiri baginya mempertontonkan keindahan
tubuhnya pada sang Bapak. Nonoknya selalu basah setiap kali menggodanya.
Pagi itu ketika sedang mandi Titis kembali melihat sepasang mata
mengawasinya. Tahu kalau Bapaknya kembali mengintip iapun berniat
menggodanya. Dadanya berdebar-debar, Entah kenapa ia merasa begitu
birahi mengingat sang Bapak menatap tubuh bugilnya. Setelah melumuri
tubuhnya dgn busa, ia lalu meremas-remas buah dadanya yg sekal.
Sementara tangan yg satunya mengusap-usap kolistorisnya.
“Ayo pak… nikmati tubuh anak kandungmu ini … nikmati sepuasnya”
bisiknya dlm hati. Membuatnya semakin birahi meremas Buah Dadanya dan
memainkan klitorisnya.
Sementara itu dari celah pintu Lukman melihatnya tak berkedip. Bola
matanya melotot seperti mau melompat keluar menyaksikan tubuh mulus
Titis. Tak seincipun tubuh Titis luput dari tatapannya. Tak kuat menahan
napsu iapun mengocok penisnya dan melepaskan spermanya dilantai. Ketika
keluar dari kamar mandi Titis melihat sperma Lukman berceceran
dilantai. Ia tersenyum puas. Dgn ujung jari disekanya, lalu didekatinya
kehidung dan dijilatinya dgn birahi. Semua itu ternyata tak luput dari
penghatian Lukman. ia menyeringai penuh arti.
Malam harinya, sekitar jam 1 malam Lukman terlihat gelisah
dipembaringannya. Tubuhnya terasa panas dingin. Dada berdebar-debar
sebentar-sebentar ia merubah posisinya. Matanya tak bisa dipejamkan.
Sementara itu sang istri terlihat telah tertidur lelap. Malam itu ia
telah bertekat untuk menyetubuhi Titis. Namun ada rasa khawatir
dihatinya. Bagaimana jika anaknya tersebut berontak dan berteriak maka
tamatlah riwayatnya. Tp jika diingatnya bagaimana Titis yg begitu
bernapsu menjilati spermanya, jelas Titis sangat kesepian. Perang
batinpun terjadi dlm dirinya. Akhirnya ia mengendap-endap kekamar sang
putri.
Sementara dikamarnya, Titispun merasakan hal yg sama. Ia gelisah tak
bisa tidur. Entah kenapa malam itu napsu ingin bersetubuh begitu besar.
Puting susunya terasa berdenyut-denyut sedangkan nonoknya terasa gatal.
Ia mengeluh mengingat perpisahan dgn sang suami. Disaat seperti itu ia
kembali terbayang tingkah Bapaknya yg aneh.
Mulai dari tatapannya yg tajam seperti ingin menelanjanginya hingga
mengintipnya mandi. Nonoknya terasa basah, kebali ia berhayal bersetubuh
dgn Bapak kandungnya tersebut. Ketika ia sedang larut dlm pikirannya,
tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dari luar dan sesosok tubuh berjingrak
masuk. Dadanya berdegup kencang ketika mengenali sosok yg masuk
kekamarnya tersebut yg tak lain adalah Bapak kandungnya sendiri. Ia
menahan napas ketika sang Bapak mendekat tubuhnya. Ia memutuskan untuk
berpura-pura tidur menunggu apa yg akan dilakukan sang Bapak.
Beberapa saat menunggu, ia merasakan rabaan menyusuri pahanya hingga
kepangkal pahanya dan perlahan masuk kebalik celana dlmnya. Ia menahan
napas ketika jemari sang Bapak menyentuh belahan nonoknya yg basah dan
bergerak liar disana. Sekian lama tak disentuh lelaki membuatnya begitu
mudah terangsang. Selagi ia terbuai dgn sentuhan-sentuhan itu, tiba-tiba
ia merasakan celana dlmnya diloloskan. Hingga tubuhnya bagian bawah
polos tak tertutup sehelai benangpun.
Beberapa saat kemudian ciuman sang Bapak mendarat diperutnya terus
pusar lalu turun kenonoknya yg basah. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat
ketika merasakan lidah sang Bapak menyapu belahan nonoknya dan
menjilatinya dari atas kebawah secara teratur.* Lalu bergerak liar
diklitorisnya. Liang nonoknya dihisap sang Bapak, Cairannya diserubutnya
bak kopi panas hingga bersih tak bersisa. Titis mengelepar seperti
cacing kepanasan. Pinggulnya bergerak liar menyambut jilatan lidah sang
Bapak di klitorisnya. Sekian lama tak disentuh lelaki membuatnya tak
mampu membendung birahinya. Emutan sang Bapak terasa begitu nikmat.
Dari mulutnya terdengar erangan erangan lirih yang bikin Lukman semakin bergairah mengoral liang vaginanya.
“Ouuuuuhhhh… paaakkkkk… geliiii paaakkkkk” rintihnya.
Tangannya menyelinap kedlm bokser sang Bapak lalu mengocok penisnya.
Puas menjilati nonok Titis Lukman lalu menindihnya. Ia melumat bibirnya
dgn panas. Lalu ciumannya beralih keleher terus turun keBuah Dadanya yg
sekal.
“Paakkkkk Masuin paaakkkkkk… ” pinta Titis serak.
Tangannya membimbing penis sang Bapak keliang nonoknya.
“Masukin apa nak … ? ” Goda Lukman.
“Masuin ini paakkk…” jawab Titis tak sabar sembari meremas-remas penis Lukman.
“Ini apa naaakkkk …? Bicara yg benar” tanya Lukman menggodanya.
” Masuin … penis Bapak kenonok Titis cepatannn … ” jawabnya gemas.
Ia benar-benar sdh tak tahan. Tanpa malu-malu lagi ia meminta kepada
Bapaknya tersebut. Setelah melebarkan kedua paha Titis Lukman langsung
menuntun penisnya keliang nonok sang putri. Penisnya digesek-gesekkannya
dibelahan nonok Titis. Selanjutnya di masukinya perlahan-lahan. Titis
menahan napas ketika sedikit-demi sedikit penis Bapaknya memasuki liang
nonoknya.
“Occhhhhh paaakkk… gede banget …” rintihnya.
Penis Bapaknya terasa begitu ketat menganjal didalam nonoknya. Membuatnya seperti ingin kencing.
“Sempit banget nonokmu nak … ooouuhhh nikmat baget sayang ” racau Lukman.
Ia memejamkan matanya menikmati cengkraman rahim sang putri
dibatangnya. Lalu dgn penuh napsu dilumatnya kembali bibir Titis yg
mungil.
” Bapak sayang kamu nak, kamu cantik sekali ” bisiknya mesra.
“ Titis jg sayang Bapak” jawab Titis.
“ Sdh lama Bapak menginginkan saat seperti ini ” bisik Lukman.
” Titis bahagia sekali bisa* bersama Bapak seperti ini ” balas Titis matanya tampak berkaca-kaca.
” Kenapa menangis” tanya Bapaknya.
” Titis bahagia pakkk, Titis ingin selalu bersama Bapak seperti ini … Titis suka incest ini pakk…” bisiknya.
“ Kita akan terus bersama sayang” jawab Lukman sembari mencium kening sang anak dgn penuh perasaan.
” nonok Titis nikmat banget … ” godanya.
“ Penis Bapak jg nikmat” balas Titis.
Lalu bibir keduanya menyatu,* berciuman dgn panas saling hisap. Penis
Lukman mulai bergerak keluar masuk didlm liang nonok sang putri yg
basah. Tangannya meremas-remas buah dada putrinya yg ranum.
“Oohhhh Bapak ini indah banget …. mmmmppphhhh masuin dlm-dlm paakkkk” racau Titis.
Kocokan penis sang Bapak dinonoknya terasa nikmat tiada tara. Penis
Bapaknya yg besar dan panjang begitu mantap mengisi setiap relung
dirahimnya. Mulutnya meracau tak karuan sementara pinggulnya bergerak
liar menyambut sodokan penis sang Bapak. Kurang lebih sepuluh menit
kemudian ia merasakan suatu yg nikmat menyesak keluar dari rahimnya.
“Ohhh paakkkkk… Titis sdh tak tahan. paaaakkkkk… ” ia mengerang keras
mendekap sang Bapak, tubuhnya mengejang dgn napasnya memburu.
Beberapa saat kemudian ia terkulai lemas mendapati orgaisme pertamanya. Lukman mendekap sang putri dgn erat penuh kasih sayang.
Penisnya ditekannya lebih dlm dan membiarkan sang putri menikmati orgaismenya.
” nikmat yaaannggg” tanyanya.
” nikmat banget paakkkk” jawab Titis lirih.
Ia memeluk erat sang Bapak menikmati sisa orgaismenya. Ia merasa
begitu damai. Menyatu dgn tubuh sang Bapak memberikan kepuasan
tersendiri baginya. Kepuasan yg tak didapatinya dari orang lain termasuk
suaminya. Beberapa menit kemudian Titis kembali mendesah lirih ketika
sang Bapak kembali mengenjotnya. Penis Bapaknya bergerak keluar masuk
dinonoknya. Birahinya kembali terpancing.
Keduanya kembali bergumul dgn panas. Cukup lama pada posisi ini, lalu
ia menaiki tubuh sang Bapak dan memompa penis Lukman dari atas.
Pinggulnya bergerak turun naik, kadang berputar dgn liar.
” ohhh yaaannggg… nikmat banget sayang… kamu pintar …” desah Lukman.
Matanya meram melek menikmati gesekan rahim Titis dipenisnya. Cukup
lama bersetubuh, keringat bercucuran dari tubuh mereka. Hingga akhirnya
Titis mengerang keras mendapati orgaisme keduanya. Ia kembali terkulai
lemas.
Lama tak bersetubuh ternyata membuatnya cepat orgaisme. Lukman
kembali menaiki tubuh Titis dan mengenjotnya dgn cepat. Penisnya
bergerak keluar masuk. Ia memejamkan matanya menikmati tiap hujaman
penisnya dirahim anak kandungnya tersebut. Gairahnya begitu menggelora.
Tak ingin rasanya ia mengakhiri kenikmatan itu. Persetubuhan sedarah itu
memberikan sensasi yg luar biasa baginya.* Memberikan kepuasan
tersendiri. 15 menit berselang ia merasakan sesuatu yg nikmat mendesak
keluar dara penisnya.
” ohhhh sayang … Bapak mau keluarrr… cium Bapak nak” desahnya.
Meraka berdua lalu berciuman dgn panas. Sementara penis Lukman
menghentak-hentak diliang nonok Titis. Beberapa saat kemudian ia
mengerang keras dan melepaskan spermanya dlm rahim anak kandungnya
tersebut.
“Nikmat banget sayang …” ucapnya tanpa melepaskan pungutannya dibibir Titis.
Titis mendekap Bapak kandungnya tersebut dgn erat. Sperma sang Bapak terasa hangat dirahimnya. Ia benar-benar puas malam itu.
“Aku cinta bapakkk… Buat Titis terus sepetri ini … “ bisiknya manja.
Semenjak malam itu Titis tak lagi kesepian walaupun suaminya jauh
darinya, Bapaknya mengambil peran suaminya. Keduanya bersetubuh setiap
kali ada kesempatan. Mereka lakukan ditempat tidur, kamar mandi, ruang
tengah bahkan dapur dan tak jarang dihotel. Ketika ibunya tak ada,
keduanya bagaikan pasangan suami istri bertelanjang ria sepanjang hari.
Bahkan ketika ibunya adapun keduanya masih melakukannya, Lukman sdh
tergila-gila dgn tubuh anak kandungnya tersebut.
Ia selalu bernapsu melihat tubuh Titis, begitupun Titis tak pernah
bosannya disodok Bapak kandungnya tersebut. Tak jarang ketika ibunya
ada, sang Bapak menyelinap kekamarnya lalu keduanya bersetubuh kilat.
Kadang hanya beberapa kali sodokan saja penis sang Bapak dinonoknya.
Namun itu sdh cukup bagi keduanya untuk tetap melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar